Mohon tunggu...
Lyfe

Konsumsi Terus

26 April 2017   10:05 Diperbarui: 26 April 2017   19:00 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

selamat pagi, apakah ada yang sedang di derta derita? atau luka yang sampai sekarang masih menganga? semoga segalanya tidak memakan waktu yang lama. proses

mungkin itu hanya sedikit pembukaan saja dari ku yang baru belajar menulis hehe, oiya sebelumnya apakah ada yang sudah mendengar konsumerisme? aku mau membahas mengenai budaya tersebut yang menurutku sangat sudah tertanam di dalam indonesia. sebenarnya arti dari konsumerisme sendiri ialah suatau ideologi sekelompok orang yang gemar untuk meng-konsumsi sesuatu secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. dari definisi tersebut sudah jelas bahwa budaya tersebut adalah orang yang gemar melakukan tindakan konsumsi tanpa berfikir apa efek samping dari prilakunya tersebut. kalau bisa di lihat dari indonesia sendiri yang masih memiliki masyarakat berkembang belum cocok untuk meniru prilaku tersebut karna masih banyak kesenjangan di sekitar kita.

melalui berbagai pengamatan yang aku lakukan sehari hari budaya tersebut sudah menjadi kebudayaan baru yang sangat diresapi oleh masyarakat kita, mulai dari banyaknya orang yang gemar berbelanja ke mall untuk berbelanja entah untuk berbelanja apa, orang orang lebih memilih untuk membeli secangkir kopi di tempat kopi ternama dan enggan untuk membeli dari peracik kopi yang sederhana. banyak peralihan peralihan prilaku masyarakat ke arah yang lebih modern tetapi tidak tahu menahu mengenai pemikirannya apakah ikut beralih juga atau tetap menetap pada tempat sebelumnya. semoga tidak.

Dan pernah aku mengunjungi suatu tempat perbelanjaan dimana si tempat tersebut mengadakan sebuah diskon besar lalu memperhatikan setiap prilaku orang yang berada di kerumunan tersebut, ada yang mengambil barang barang tersebut sangat cepat, ada yang dorong dorongan bahkan sampai sikut sikutan sehingga anak dari para ibu ada yang sesak nafasnya. sebenarnya barang yang dijual tersebut "tidak" terlalu penting menurutku, tetapi mengapa orang orang tersebut sampai berprilaku seperti itu? itu balik lagi dimana orang lebih gemar mengkonsumsi dibanding memproduksi. mengkonsumsi sendiri tidak dipermasalahkan apabila masih di dalam batas wajar dan memiliki ekonomi yang memadai, tetapi wajar yang seperti apa? kan setiap orang memiliki batas wajarnya masing masing?

ya kita kembalikan lagi kepada ekonomi masing masing individu kalau ia mampu untuk membelinya ya tidak ada permasalahan, tetapi ada dari beberapa masyarakat kita yang gemar sekali menyiksa dirinya untuk membeli "barang ternama" ini lah prilaku yang kerap kali memiliki permasalahan, loh kok menjadi permasalahan? ya iya karna ia "maaf" memiliki ekonomi yang kurang memadai tetapi ia gemar menyiksa dirinya untuk membeli barang tersebut. acap kali prilaku ini di pengaruhi oleh "tokoh publik" yang ia hayati. seperti misal aku mengidolakan syahrini maka aku sangat menghayati apapun yang syahrini lakukan mulai dari cara berbicara, cara berfirkir, bahkan sampai berpakaian, yang kita tahu sendiri  bahwa pakaian yang dikenakannya tidak memiliki harga yang murah. apabila aku mampu secara ekonomi untuk meniru syahrini ya tidak dipermasalahkan yang menajdi ganjil ialah apabila aku yang kurang mampu secara ekonomi lalu mencoba meniru gaya berpakaian syahrini tersebut. 

mungkin akan aku lanjutkan di lain waktu dengan juga meneruskan tulisan ini, bersamaan dengan tulisan yang dibuat kedepannya

aku sangat mengharapkan apabila ada kritik, untuk menulis di kolom komentar untuk perkembangan tulisan di bagian selanjutnya

terimakasih

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun