Mohon tunggu...
Fajar Anabas
Fajar Anabas Mohon Tunggu... -

pebisnis yang selalu ingin nambah pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Datang Bulan Ramadhan, Datang pula Para Pembuat Keraguan Menyertainya

8 Juli 2013   07:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:52 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Allah سبحانه وتعالىtelah menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan kebaikan, berkah dan ibadah dengan bermacam-macam kebaikan. Telah terjadi pula pada bulan tersebut kejadian-kejadian besar dalam sejarah islam. Allah subhanahuwataala berfirman:

(شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنْ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ)

Bulan Ramadhan , bulan yang didalamnya diturunkan(permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda(antara yang hak dan yang batil). (Albaqarah :185).

Pada bulan tersebut terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu malam lailatul qadar. Allah سبحانه وتعالىberfirman : (لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ)

Malam lailatul qadar itu lebih baik dari seribu bulan. (AlQadr : 3).

Allah تعالى telah mewajibkan puasa pada bulan tersebut dan begitu pula Nabi صلى الله عليه وسلمtelah mensunnahkan shalat malampada bulan tersebut. Rasulullah صلى الله عليه وسلمbersabda :

"من قام رمضان إيمانًا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه" barangsiapa yang menegakkan shalat malam di bulan ramadhan dengan keimanan dan mengharapkan pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhari & muslim).

Telah terjadi pula peristiwa peperangan badar kubra di bulan tersebut pada hari Furqon dimana pada hari peperangan tersebut Allah pisahkan kebenaran(kaum mukminin yang berperang di jalah Allah*) dan kebatilan(kaum musyrikin yang berperang di jalan syaithon*).

Pada bulan tersebut terdapat pula peristiwa besar yaitu pembebasan kota makkah yang mulia.

Maka wajib untuk mengetahui keutamaan bulan yang mulia ini dan bersungguh-sungguh dengan taat didalamnya dengan berpuasa, shalat malam, membaca Al Qur’an, dan i’tikaf sebagaimana Nabi dahulu biasa mengkhususkannya dengan bermacam-macam ketaatankecuali bagi kebanyakan orang-orang di waktu sekarang ini yang meremehkannya.

Ada sekelompok orang yang mempersiapkan acara/program media (TV,Radio dll) yang kebanyakannya menyia-nyiakan waktu seperti sinetron, sandiwara, lawak, perlombaan, hiburan-hiburan.

Sekelompok lainnya menyibukkannya dengan macam-macam makanan dan minuman sehingga mereka menjadikan bulan ramadhan tersebut bulan makan, minum dan sahur sebagai pengganti bulan puasa dan shalat malam. Mereka sahur pada malam hari, tidur pada siang hari dan meninggalkan shalat fardhu pada waktunya lalu menyia-nyiakannya. Allah تعالىberfirman :

(أَضَاعُوا الصَّلاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ) “Mereka menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya.(Maryam : 59).

Sekolompok lainnya sibuk dan menyibukkan manusia dengan menimbulkan keraguan dan perdebatan di awal masuknya bulan ramadhan, di awal hari puasa, tentang di syariatkannya shalat tarawih dan jumlah rakaatnya dengan menyalahkan dalil-dalil yang telah jelas pada perkara-perkara tersebut.

1.Sekelompok orang yang membuat keraguan dalam perkara yang bersandarkan pada penglihatan hilal yang Rasulullah صلى الله عليه وسلمtelah menjadikan penglihatan hilal tersebut sebagai awal masuk dan akhirnya bulan ramadhan ketika Rasulullah صلى الله عليه وسلمbersabda :

"صوموا لرؤيته وأفطروا لرؤيته، فإن غم عليكم فأكملوا عدة شعبان ثلاثين يوما"

“Berpuasalah karena melihat hilal, berbukalah karena melihat hilal maka apabila terhalang penglihatan kalian dari melihat hilal sempurnakanlah bulan sya’ban menjadi 30 hari” (HR.Bukhari & Muslim). Dalam perkara ini ada orang-orang yang berusaha untuk mengabaikan amalan melihat hilal dengan bergantung pada perhitungan hisab. Ada juga orang-orang yang berusaha mengkaitkan amalan melihat hilal dengan perhitungan hisab. Apabila tidak sesuai dengan perhitungan hisab maka mereka tidak menganggap amalan melihat hilal.

Beberapa hari ini tersebar berita surat kabar-surat kabar yang menganggap mustahil untuk melihat hilal pada malam jumat. Demikianlah mereka menghukumi suatu perkara yang akan datang yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah. Berapa kali mereka berpendapatsemisal pendapat ini dan ternyata berbeda dari pendapat mereka yang sebelumnya mereka nafikan melihat hilal pada malam tersebut. Karena kebanyakannya bagi yang melihat hilal tidak ragu. Maka yang melihat seperti orang yang mendengar.Allah سبحانه وتعالىberfirman : (يَرَوْنَهُمْ مِثْلَيْهِمْ رَأْيَ الْعَيْنِ)

“Dengan mata kepala mereka melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka” (Ali imron : 13).

Cara hisab adalah pekerjaan manusia yang bisa jadi akan masuk kesalahan dan kekurangan. Sedangkan ibadah kita berlandaskan kepada penglihatan hilal, penglihatan terbitnya waktu fajar(subuh), penglihatan tenggelamnya matahari, penglihatan masuknya waktu ketika bayangan seseorang yang sama dengan tinggi tubuhnya, penglihatan terbenamnya matahari, penglihatan hilangnya cahaya merah diatas langit di waktu-waktu shalat lima waktu.

2.Sekompok orang yang meragukan masuknya waktu shalat fajar dan masuknya waktu awal hari puasa. Allah سبحانه وتعالىberfirman :

(َكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمْ الْخَيْطُ الأَبْيَضُ مِنْ الْخَيْطِ الأَسْوَدِ مِنْ الْفَجْرِ)

makan dan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar”(Al baqarah : 187).

Yang demikian ini menjadi jelas bila melihat hilal dengan pandangan mata yang tidak ada keraguan dalam melihatnya. Apabila cara hisab menyelisihi cara ru’yah maka cara tersebut tidak dianggap.

3.Sekelompok orang yang meragukan disyariatkannya shalat tarawih padahal telah shahih riwayat bahwasanya Nabiصلى الله عليه وسلمshalat tarawih berjamaah bersama para sahabatnya beberapa malam kemudian beliau meninggalkannya karena khawatir shalat tarawih berjamaah tersebut diwajibkan kepada mereka(para sahabat), akan tetapi beliau tidak melarang shalat tarawih dengan berjamaah atau sendiri hingga umar رضي الله عنهmengumpulkan mereka dengan satu imam dimasa kekhalifannya untuk menafikan suatu perkara yang terlarang yang Rasulullah صلى الله عليه وسلمmengkhawatirkannya ketika mereka shalat bersamanya.

4.Sekelompok orang yang meragukan jumlah rakaat shalat tarawih dan menginginkan rakaatnya diringkas dengan jumlah tertentu. Maka sesungguhnya Rasulullah صلى الله عليه وسلمtelah bersabda: "من قام رمضان إيماناً واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه" barangsiapa yang shalat lail di bulan Ramadhan dengan keimanan dan mengharapkan pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”(HR.Bukhari & Muslim). Dan Nabi tidak membatasi jumlah rakaatnya. Rasulullah صلى الله عليه وسلمjuga bersabda : "من قام مع الإمام حتى ينصرف كتب له قيام ليلة" barangsiapa yang shalat lail bersama Imam hingga selesai di bulan ramadhan maka akan dianggap baginya qiyamul lail semalaman”(HR.Abu daud, tirmidzi, ahmad & ibnu majah). Nabi tidak membatasi jumlah rakaatnya. namun memotivasi umatnya shalat malam dan tidak membatasi jumlah rakaatnya. Dalam perkara ini yang dituntut adalah kesempurnaan shalat bukan jumlah rakaat.

5.Sebagian mereka meragukan shalat tahajud di akhir malam pada 10 akhir bulan ramadhan. Rasulullah صلى الله عليه وسلمbiasanya bersungguh-sungguh di 10 akhir bulan ramadhan tidak seperti pada bulan-bulan lainnya. Apabila memasuki 10 akhir bulan ramadhan beliau bersungguh-sungguh, mengetatkan ikat pinggang, menghidupkan malam dan membangunkan keluarganya sebagaimana yang ada pada hadits-hadits dan atsar-atsar lainnya dari salaf tentang shalat tahajud di 10 akhir bulan ramadhan dan tentang memanjangkannya shalatnya. Seputar permasalahan ini aku tidak akan berpanjang lebar menjelaskannya sambil berharap kepada Allah تعالىagar mereka semua kembali kepada kebenaran وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه.

Ditulis oleh Syaikh Shalih Fauzan bin abdillah alfauzan

Wakil Mufti Negeri Saudi Arabia dan Anggota Haiah Kibarul Ulama

sumber : http://www.alfawzan.af.org.sa/node/14028

*keterangan  dari penerjemah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun