Mohon tunggu...
Nurudin
Nurudin Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Seorang 'pembaca' yang sedang belajar 'menulis'. Pernah belajar menulis di eramuslim, dan dakwatuna, Penulis buku Remah-Remah Hikmah sebagai Abi Sabila

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membaca dan Menulis, Keinginan Sekaligus Kebutuhan

27 Februari 2017   09:13 Diperbarui: 27 Februari 2017   09:56 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tak akan merugi orang-orang yang gemar dan pandai membaca. Membaca bukan hanya pada yang berupa tulisan, tapi juga pada setiap kejadian dan keadaan. Dan akan banyak keutamaan serta keuntungan bagi orang-orang yang berbagi kebaikan, mengajak perbaikan melalui tulisan-tulisan. Itu pendapatku. Dan karena itulah, dengan segala keterbatasan yang ada aku berusaha untuk mempertahankan kebiasaan membaca - walau satu ayat - dan menulis - walau satu kalimat.

Membaca dan menulis bagiku adalah keinginan sekaligus kebutuhan, Keduanya saling melengkapi, saling mencukupi. Dari membaca aku menemukan ide untuk menulis. Dengan membaca aku tahu bagaimana menulis. Dengan menulis, aku bisa menyediakan bahan bacaan -minimal untuk diri sendiri, berbagi ide dan pemikiran. Dari menulis aku mendapat banyak manfaat, baik materi ataupun non materi. 

Membacaku memang baru sebatas mengeja abjad menjadi kata, kata menjadi kalimat, terkadang gagal atau keliru menangkap makna yang terkandung di dalamnya. Begitupun dengan menulisku, baru sekedar merangkai abjad menjadi kata, kata menjadi kalimat, masih jauh dari kategori enak dibaca, apalagi sarat akan makna. Namun aku tak berputus asa, tak mudah menyerah meskipun orang yang membacanya tak memberikan reaksi apa-apa, melupakan begitu saja. Dan mudah-mudahan jangan sampai membusungkan dada, besar kepala bila ada yang memuji dan menyanjung atas apa yang dituliskan.

Dari apa yang sudah aku rasakan, kembali aku mengajak diri pribadi untuk tak meninggalkan kebiasaan membaca dan menulis. Membaca pelajaran yang tak selamanya berupa tulisan, menulis yang bukan saja enak dan mudah dibaca tapi juga kaya akan makna.

Mari membaca, agar terbuka hati dan pikiran

Mari menulis, agar banyak orang yang mengambil kebaikan dan melakukan perbaikan

Bacalah walau satu ayat, tulislah walau satu kalimat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun