Mohon tunggu...
Abdul Rojak
Abdul Rojak Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah hiburan, menulis adalah pelepasan ide dan gagasan

ABDUL ROJAK, tinggal di Depok, Jawa Barat, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

ZIARAH UNTUK GUS DUR

7 Januari 2011   02:18 Diperbarui: 4 April 2017   17:56 3899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

(kumpulan artikel kompas dari Tanggal 31 Desember 2009 sampai dengan 16 Januari 2010)


Selamat Jalan Gus...

Kamis, 31 Desember 2009 | 03:00 WIB
Jakarta, Kompas - Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid, alias Gus Dur, Rabu (30/12) pukul 18.45, meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Kepastian meninggalnya Gus Dur disampaikan Ketua Tim Dokter Yusuf Misbah yang merawat Gus Dur sejak 26 Desember lalu di RSCM dengan didampingi Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih.
Gus Dur masuk rumah sakit dalam kondisi kesehatan yang menurun setelah melakukan ziarah ke makam sejumlah ulama di Jawa Timur. Menurut Yusuf, kondisi Gus Dur sempat membaik selama perawatan. Namun, Rabu sekitar pukul 11.30, kesehatannya mendadak memburuk terkait komplikasi penyakit yang dideritanya selama ini, yaitu ginjal, diabetes, stroke, dan jantung. Pukul 18.15, tim dokter menyatakan kesehatan Gus Dur dalam kondisi kritis.
Asisten pribadi Gus Dur, Bambang Susanto, menceritakan, Rabu pukul 10.00, ia sempat membacakan berita tentang penangkapan mantan Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Livni di Inggris. Putri bungsunya, Inayah Wahid, menyuapinya dengan puding cokelat.
Setelah itu, Gus Dur mengeluhkan sakit pada tubuh bagian bawahnya dan minta didudukkan. Setelah dipenuhi, Gus Dur meminta didudukkan dengan kaki diayun-ayunkan sambil dipijat oleh Bambang. Selanjutnya, Gus Dur minta ditidurkan di lantai agar badannya menjadi enak.
Tim dokter mulai berdatangan dan menyiapkan sejumlah peralatan. Rekomendasi tim dokter menyebutkan Gus Dur perlu tindakan khusus sehingga dibawa ke Ruang Pacu Jantung Terpadu. Perawatan di ruang itu dilakukan secara intensif sehingga tidak boleh ditemani.
Setelah ditangani khusus, kesehatan Gus Dur kembali membaik dan sempat meminta untuk diperdengarkan buku audio (audiobook). Dengan kondisi itu dinilai menunjukkan adanya perbaikan kondisi Gus Dur.
Sekitar pukul 15.00, Bambang diberi tahu Yusuf, kondisi Gus Dur perlu diawasi serius untuk menaikkan tekanan darahnya. Pukul 17.00, tekanan darahnya tinggal 40 mmHg. Saat itulah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono datang.
Presiden menemui istri Gus Dur, Ny Sinta Nuriyah Wahid. Setelah itu, masuk ke ruang perawatan. Turut mendampingi Presiden adalah tim dokter dan suami putri kedua Gus Dur, Yenny Wahid, Dhohir Farisi.
Yusuf menambahkan, saat Gus Dur kritis, tim dokter melakukan perawatan intensif untuk memperbaiki pernapasan Gus Dur dengan melakukan resusitasi. Dokter juga menyiapkan tindakan khusus untuk mengeluarkan darah beku di dinding pembuluh darah besar di perut (aorta abdominal). Namun, belum sempat tindakan itu dilakukan, Gus Dur wafat.
Memburuknya kondisi kesehatan Gus Dur dimulai sejak kunjungan silaturahim dan ziarah yang dilakukan pada 24 Desember lalu. Gus Dur berangkat dari Jakarta ke Semarang dengan pesawat, dilanjutkan perjalanan darat ke Rembang, Jawa Tengah, untuk menemui KH Mustofa Bisri. Dari Rembang, ia melakukan perjalanan darat ke Jombang, Jawa Timur.
Saat di Jombang itulah kondisi kesehatan Gus Dur memburuk dengan gula darahnya turun. Namun, hal itu dinilai biasa dan dengan cepat ditangani dokter di Jombang.
Dokter sempat merujuk Gus Dur dirawat di RSUD dr Soetomo, Surabaya. Gus Dur tidak bersedia dirawat di rumah sakit.
Senin lalu, Gus Dur menjalani operasi gigi. Selama tiga tahun terakhir, Gus Dur rutin menjalani cuci darah tiga kali seminggu di RSCM. Cuci darah dilakukan pada Senin, Rabu, dan Jumat. Jika cuci darah rutin itu terlambat dilakukan karena kesibukannya, kondisi Gus Dur memburuk yang ditandai dengan wajah lesu dan lemas.
Pernyataan Presiden
Presiden Yudhoyono semalam menyampaikan dukacita mendalam atas nama negara, pemerintah, dan pribadi atas meninggalnya Gus Dur. Presiden minta masyarakat mengibarkan bendera setengah tiang selama sepekan sebagai bentuk penghormatan dan berkabung.
Presiden memberikan pernyataan pers terkait meninggalnya Presiden Indonesia periode 1999-2001 di Kantor Presiden. Turut mendampingi antara lain Wakil Presiden Boediono.
Presiden menjelaskan, negara akan memberikan penghormatan tertinggi kepada mendiang Gus Dur dengan upacara kenegaraan untuk pemakaman yang akan dilaksanakan di Jombang, Kamis ini. Upacara akan dipimpin sendiri oleh Presiden.
Pemberangkatan jenazah dari rumah duka di Ciganjur, Kamis pagi, akan dipimpin Ketua MPR Taufik Kiemas. Jenazah akan diterbangkan melalui Surabaya.
Mantan Wapres M Jusuf Kalla juga menyatakan duka mendalam atas berpulangnya Gus Dur. ”Kita semua harus tetap menjaga semangat kebersamaan, demokrasi, dan pluralisme yang menjadi semangat almarhum,” kata Kalla.
Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah A Syafii Maarif menilai, ”Kita sebagai bangsa sangat kehilangan. Gus Dur sangat berjasa bagi bangsa ini, terutama dalam konteks demokratisasi dan juga mempercepat proses mengeluarkan pengaruh militer dalam perpolitikan kita. Banyak sekali jasa beliau, terlepas dari sosoknya yang kontroversial.”
Syafii yakin ide Gus Dur tentang pluralisme dan demokrasi tidak akan pernah pupus karena banyak murid, pendukung, dan penerus yang akan melanjutkan semua ide itu. Ia juga salut dengan kebiasaan Gus Dur bersilaturahim, yang sepatutnya ditiru banyak kalangan.
Tokoh pertanian HS Dillon juga menilai Gus Dur adalah pluralis sejati dan memberi makna pada pemahaman Bhinneka Tunggal Ika. ”Pendukung tidak kenal lelah hak minoritas,” katanya.
(mzw/nta/eki/ink/dwa/day/eld/ham/dis/rik)

Perayaan Tahun Baru Diubah
Untuk Menghormati Mantan Presiden Almarhum Abdurrahman Wahid

Kamis, 31 Desember 2009 | 03:12 WIB
Jakarta, Kompas - Terkait dengan meninggalnya mantan Presiden Abdurrahman Wahid, sejumlah tempat hiburan mengubah konsep acara perayaan pergantian tahun 2009 ke tahun 2010.
Perubahan konsep acara, antara lain dilakukan Ancol Taman Impian Jakarta. Tempat ini rencananya menjadi pusat perayaan pergantian tahun 2009 ke 2010 di Jakarta.
Presiden Direktur PT Pembangunan Jaya Ancol, pengelola Ancol Taman Impian, Budi Karya, Rabu (30/12) malam, menyatakan konsep acara Ancol yang semula ”Explore Your Imagination” diganti dengan ”Damai Indonesia”.
”Semua pengisi acara yang tampil akan memakai pakaian berkabung. Seluruh panitia juga akan memakai pita hitam di lengan kanan sebagai tanda berkabung,” ujar Budi Karya.
Tepat di malam pergantian tahun, lanjut Budi Karya, akan dinyanyikan lagu ST 12 berjudul ”Saat Terakhir” dan gambar Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ditampilkan layar di panggung. Sementara pelaksanaan pesta kembang api masih dipertimbangkan.
Budi Karya mengatakan, perubahan konsep acara tersebut diambil setelah pihaknya berdiskusi dengan sejumlah sponsor. ”Namun jika pemerintah mempunyai keputusan lain untuk perayaan malam Tahun Baru, kami akan mengikutinya,” kata dia.
Menurut Budi Karya, perubahan acara secara mendadak juga pernah dilakukan Ancol saat pergantian tahun 2004 ke 2005, yaitu ketika terjadi tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004.
Adapun Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Arie Budiman mengatakan, hingga semalam belum ada imbauan kepada pengelola obyek wisata ataupun hotel untuk mengubah konsep perayaan Tahun Baru, terkait meninggalnya Gus Dur.
Akan tetapi, Arie berharap setiap penyelenggara tempat hiburan setidaknya meminta kepada semua pengunjung untuk mendoakan arwah Gus Dur.
Secara terpisah, sejumlah tempat hiburan, seperti Taman Mini Indonesia Indah, Hotel Mulia Senayan, dan Hotel Indonesia Kempinski, hingga semalam masih membahas langkah untuk menyambut datangnya tahun 2010, terkait meninggalnya Gus Dur.

Waspadai banjir
Kepala Subbidang Informasi Meteorologi pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Hary Tirto Djatmiko mengatakan, pada malam Tahun Baru hujan berpotensi terjadi di Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Kepulauan Seribu, Bogor, Bekasi, dan Depok.
Hujan ini dikhawatirkan menimbulkan banjir karena saat itu
air laut sedang pasang sebagai akibat dari terjadinya gerhana bulan sebagian.
Gerhana bulan sebagian ini akan terjadi Jumat (1/1) sekitar pukul 00.15 dan mencapai puncaknya pada pukul 02.22.
”Bila terjadi hujan sedang hingga lebat lebih dari dua jam, kewaspadaan perlu dilakukan pada daerah-daerah rawan genangan,” ujar Hary.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta Paimin Napitupulu meminta masyarakat mewaspadai hujan disertai petir dan angin kencang yang mungkin terjadi pada perayaan malam Tahun Baru.
Daerah yang perlu diwaspadai terjadinya banjir saat Tahun Baru adalah di sepanjang Sungai Ciliwung, Dewi Sartika, Kampung Melayu, Matraman, Penjaringan, Cilincing, Kelapa Gandung, dan Manggarai.
Puncak
Kepala Polres Bogor Ajun Komisaris Besar Tomex Kurniawan mengatakan, polisi akan menggunakan sistem buka-tutup untuk mengantisipasi kemacetan yang mungkin terjadi di kawasan Puncak, Bogor, pada malam pergantian tahun 2009 ke 2010. Langkah itu akan dilakukan bila terjadi kemacetan panjang, sehingga harus diurai.
Tomex Kurniawan, mengatakan, polisi terutama akan memberikan perhatian di empat lokasi di kawasan Puncak yang rawan macet. Lokasi itu ada di tanjakan Selarong, daerah Megamendung, Pasar Cisarua, dan pertigaan menuju pintu masuk Taman Safari Indonesia.
”Bila kemacetan terjadi dari Taman Safari Indonesia hingga Restoran Rindu Alam di kawasan Puncak Pass pada pukul 23.00, jalur puncak akan ditutup hingga pukul 5.00, sehingga kendaraan yang penumpangnya merayakan malam pergantian tahun di Puncak bisa segera turun,” jelas Tomex.
Namun, sejumlah pengelola hotel di Puncak berharap tidak ada penutupan jalur lalu lintas di kawasan itu karena akan membuat calon tamu membatalkan pesanan hotel. (Tim Kompas)

Enam Sonet Bunga Tidur

Kamis, 31 Desember 2009 | 11:32 WIB
Oleh Lan Fang (6) sudah berapa malam kau tak berkunjung. pasti kau sedang sibuk. maka, mataku tak bertabir gula. rupanya kau meneropong bintang. tolong, ambilkan satu saja untukku. biarkan yang lain, sayang. sebab di plafon, para tikus berpesta sampai gaduh. gludak gluduk. "kenapa tak menyukai mereka? maaf, bila tak berkenan," kau selalu sopan. aku hanya cemas: apakah tikus-tikus bisa dijadikan sonet yang rupawan? mereka hanya kusir kereta labu Cinderella, pengerat kayu yang berisik sekali. dimana akan kau sematkan sebiji bintang itu? di rambut atau di jantung hati? telah kurangkai kembang setaman. sebab banyak rahasia yang kita simpan. semua hanya untukmu. karena bertambah malam mata harus semakin awas. abrakadabra! ingin kumusnahkan kutuk itu agar kita tidak berbeda pikiran. kini jangan marah bila kutarik empat larik. kau nafas yang tak akan kulepas. sekarang aku (ingin) merebahi pundakmu. ciumlah mataku. kelopak dan bulumataku. kau akan menemukan banyak sonet di situ. *) Soneta keenam dari puisi "Enam Sonet Bunga Tidur" karya penulis esai, prosa, dan puisi, Lan Fang. Puisi untuk mengenang Gus Dur ini adalah salah satu karya Lan Fang yang akan diterbitkan dalam buku kumpulan puisi Ghirah Gatha.

Sayang Belum Meraih Nobel
Jawa Timur Kehilangan Putra Terbaiknya

Kamis, 31 Desember 2009 | 16:44 WIB
Surabaya, Kompas - Tsumma yumitukum tsumma yuhyikum tsumma ilaihi turjaun (kemudian kamu sekalian dimatikan, kemudian dihidupkan kemudian kepadanya dikembalikan). Seorang putra terbaik Jawa Timur, KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, kembali ke Rahmatullah. Gus Dur adalah salah satu dari tiga putra Jatim yang menjadi Presiden RI bersama Soekarno dan Susilo Bambang Yudhoyono.
Di dunia internasional, Gus Dur juga dikenal sebagai tokoh terkemuka dalam demokrasi, perdamaian dan pluralisme. Sayangnya, sampai dia wafat belum memperoleh penghargaan Nobel, sekalipun hal itu sangat layak sekali dia raih. Dia jauh lebih layak meraih Nobel daripada Perdana Menteri (PM) Timor Leste Ramos Horta, PM Israel Simon Perez, bahkan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama.
Berita wafatnya Gus Dur yang lahir di Jombang, 4 Agustus 1940, segera tersebar ke seantero Jatim setelah breaking news di banyak stasiun televisi maupun radio. Tanpa dikomando masyarakat segera menyebarkan berita duka itu secara gethok tular, sms, telepon, internet, pengeras suara di masjid dan mushala. Selanjutnya segera dilakukan tahlil dan membaca Al Quran di masjid, mushala, bahkan rumah-rumah. Gerakan tahlil ini mungkin akan menjadi yang terbesar di negeri ini.
Masyarakat pun tersentak kaget mendengar wafatnya Gus Dur walau sebelumnya santer diberitakan dia dirawat di RSCM sejak sakit di Jombang beberapa hari lalu. Semua itu karena perasaan kehilangan yang dalam.
Masyarakat pun luruh dalam duka cita. Walaupun dia dikenal sebagai tokoh Nahdlatul Ulama, tetapi sebenarnya ketokohan Gus Dur itu berada di titik pusat perlintasan agama, kultur, etnis, dan paham kemasyarakatan.
Ketua PWNU Jatim KH Mutawakkil Alallah menganjurkan kepada seluruh warga NU Jatim dan seluruh kaum Muslim yang tidak sempat menghadiri pemakaman Gus Dur di Jombang agar melakukan shalat gaib dilanjutkan tahlil. Hal itu bisa dilakukan sebelum ataupun setelah pemakaman Gus Dur.
Warga Surabaya yang terdiri dari golongan masyarakat lintas agama di Surabaya menyalakan satu juta lilin untuk mengenang meninggalnya mantan Presiden RI yang juga dikenal sebagai guru bangsa tersebut.
Sekitar 100 orang mulai anak-anak sampai orang dewasa mengikuti kegiatan yang digelar secara spontan di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis malam (30/12), sejak pukul 21.00 malam itu. Hadir dalam kegiatan ini tokoh-tokoh masyarakat, antara lain tokoh muda Muhammadiyah seperti Kuswiyanto dan Suli Daim.
Sejuta lilin akan dinyalakan, sementara peserta aksi melafalkan tahlil. Selanjutnya mereka menyanyikan lagu "Indonesia Raya", lalu secara bergantian perwakilan masing-masing agama memberikan pernyataan bela sungkawa.
Di Ponpes Tebuireng, Jombang, ratusan santri terlihat menggelar tahlilan dan doa bersama di masjid dalam kompleks pesantren itu. "Tahlilan ini sampai tujuh hari ke depan," kata Gus Irvan Yusuf, pengurus ponpes itu.
Di Kabupaten Pasuruan, berbagai pondok pesantren melakukan tahlil pada Rabu malam. Misalnya di Pondok Pesantren Roudlotul Ulum di Kecamatan Kejayan, tahlilan digelar di masjid pondok diikuti sekitar 3.000 santri berikut pengasuh pondok.
Mohamad Haris, salah seorang pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan, Probolinggo, menyatakan sedianya keluarga besar pondok pesantren akan menggelar tahlilan selama tujuh hari berturut-turut. Bahkan, kalau memungkinkan, acara tersebut akan digelar selama 40 hari berturut-turut.
Di Madiun, Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Madiun sekaligus menjabat sebagai Bupati Madiun Muhtarom langsung mengajak kader PKB di Kabupaten Madiun untuk mendoakan Gus Dur di kantor DPC PKB setempat.
"Begitu mendengar berita Gus Dur meninggal, dada ini rasanya sesak dan mau copot jantung saya. Kalau boleh ikut mati bersama dan dijamin masuk surga, saya akan ikut bersamanya," kata H Zubeir, penjaga kantor DPC PKB Jember.
HM Madini Farouq, salah satu pengasuh Pondok Pesantren Riyadhus Sholihin Jember, mengatakan fisik Gus Dur sangat luar biasa. Kalau orang biasa dengan sakit yang dideritanya seperti itu, mungkin sudah lama meninggal. Namun, semua itu menjadi kehendak Allah dan semua pasti akan kembali kepada-Nya. (BEE/SIR/APO/LAS/APA/NIK/INK/ANO) Foto: 1 Kompas/Iwan Setiyawan Masyarakat dari berbagai komunitas suku dan agama menggelar doa bersama untuk almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di depan Gedung Grahadi, Surabaya, Rabu (30/12). Mantan Presiden ke-4 RI ini wafat pada usia ke-69 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo kemarin pada pukul 18.45.

Pemakaman
Gus Dur Tidak Berpesan Makam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun