Mohon tunggu...
Abdi Husairi Nasution
Abdi Husairi Nasution Mohon Tunggu... Editor - Penulis lepas, filatelis, numismatis, serta penggiat lari dan sepeda.

Menulis membuat saya terus belajar tentang segala hal dan melatih kepekaan terhadap lingkungan sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wanita dan Industri Pornografi

23 Juli 2010   06:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:39 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_202407" align="alignright" width="216" caption="Sumber gambar: http://hoodyalan.com"][/caption] Pornografi sangat erat kaitannya dengan wanita. Mengapa demikian? Berdasarkan ilmu asal usul katanya sendiri, pornografi yang berasal dari bahasa Yunani kuno - yakni porne dan graphos - berarti "tulisan tentang wanita pelacur". Awal sejarah perkembangannya, porne merupakan kelas prostitusi terendah, kemudian berkembang hingga ke statusnya yang lebih tinggi menjadi industri multimiliar dollar dalam masyarakat kapitalis Barat. Perkembangan teknologi media percetakan, video, komputer, teknologi satelit yang memungkinkan semua orang dapat mengakses segala informasi dari berbagai belahan dunia, pornografi telah menjadi komoditas unggulan yang diekspor oleh negeri kapitalis ke negeri-negeri dunia ketiga selain komoditas ekonomi lainnya. Industri pornografi juga merupakan bagian dari industri seksualitas dari perdagangan wanita dan anak-anak yang dijadikan komoditas industri tersebut untuk prostitusi. Ironisnya, dewasa ini industri pornografi justru lebih berkembang di negara-negara dunia ketiga dan miskin sebagai mata dagangan akibat ketakberdayaan ekonomi dan pengangguran. Dampak inilah yang ditakutkan oleh negara-negara tersebut seperti halnya Indonesia, apalagi industri pornografi sekarang cenderung mengarah pada perluasan jaringan di kalangan remaja (wanita) bahkan anak-anak yang mampu merusak mental dan moral mereka sebagai generasi penerus bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun