Mohon tunggu...
Abdy Busthan
Abdy Busthan Mohon Tunggu... Administrasi - Aktivis Pendidikan

Penulis, Peneliti dan Dosen

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Karl Marx: The Other Side

26 Juli 2017   16:00 Diperbarui: 26 Juli 2017   17:05 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anda tentu mengenal ilmuan dan filsuf Yahudi ini. Dia adalah Karl Marx, yang lahir  pada tahun 1818 di daerah Trier, Pruasia, sebuah kota di negara Jerman, dekat perbatasan  Perancis. Marx lahir setelah perang Napoleo. Marx dikenal sebagai  pendiri Idieologi komunis yang sekaligus dikenal sebagai "dewa  kapitalisme" yg sangat masyur.

Tahukah Anda, bahwa kehidupan  pribadi Marx sangat berantakan dan tidak teratur? Ya orangnya sinis,  miskin, dan benar-benar seperti seorang gypsi. Dia jarang mandi, tidak  pernah merawat diri, jarang berganti pakaian; bahkan dia juga sering mabuk. Dia  sering bermalas-malasan seharian. Tetapi jika ada pekerjaan, maka dia  akan bekerja sehari-semalam... dan bergadang semalaman (Padover, 1978:  291-293).

Marx tinggal di tempat paling buruk dan termurah di  kota London. Perabotan rumahnya rusak semua, kotor dan acak-acakan. Segala sesuatu diselimuti debu tebal; semuanya berantakan. Saat orang masuk ke kamar Marx, maka kelopak mata akan terasa perih oleh asap batu bara dan asap tembakau. Sehingga begitu orang masuk, orang pun harus meraba-raba terlbih dahulu. Semua benda yg ada di kamarnya kotor penuh debu. Tetapi semuanya itu tidak membuat Marx dan istrinya merasa malu.

Pada tahun 1853, Marx mendapat warisan dari keluarga istrinya dan mendapatkan sumbangan dari  sahabatnya bernama Engels. Saat itu Marx mengadu nasib di pasar saham, dan berspekulasi dalam saham Amerika serta Inggris, di mana Marx mendapatkan keuntungan yang cukup banyak di situ. Sehingga Marx pun pernah menulis pesan pada Engels sekitar tahun 1964, yaitu dengan berkata.."Sudah tiba saatnya ketika  dengan kecerdasan dan sedikit uang, orang bisa mengeruk keuntungan besar  di London".

Marx menulis buku "Capital" ketika dia berumur 49  tahun.  Setelah itu, pada sekitar tahun 1860-an, dia pernah menerima  hadiah Natal berupa sebuah patung Dewa Zeus yang sangat besar. Patung  itu disimpan di ruang baca dalam rumahnya. Dan sejak saat itu, Marx mulai mengagumi wajah Zeus yang penuh dengan jenggot dan kumis. Maka ia pun berhenti mencukur rambut dan membiarkan jenggotnya tumbuh sampai berbentuk seperti Zeus. 

Marx akhirnya menggambarkan dirinya sebagai dewa semesta, yang melemparkan petir ke bumi, sebagaimana salah satu surat Marx kepada Jenny, istrinya, di mana Marx menyatakan: "Jenny, jika  kita bisa menyatukan jiwa kita,maka akan kulemparkan sarung tanganku ke  wajah dunia, lalu aku akan melangkah di atas rongsokan itu sebagai  pencipta!". Demikianlah pernyataan Marx yang kemudian di klaim banyak orang, bahwa Marx adalah seorang Atheis.

Marx meninggal pada tanggal 17 Maret, tahun 1883, yaitu dalam keadaan duduk  di kursi. Tak ada surat wasiat yang dia tinggalkan ketika meninggal. Namun sebelum ia meninggal, banyak sekali ilmu yang ditinggalkannya melalui tulisan-tulisan yang sampai detik ini, masih saja digunakan. 

Salah satu tulisan Marx yg menarik adalah ketika di tahun 1839, Marx pernah menuliskan naskah drama yg berjudul Qulanem. Pada karya itu, terdapat pemikirannya yang sangat unik, yg ditulisnya dengan kalimat berikut:

Hancur-hancur! Waktuku telah berlalu

Jam telah berhenti, rumah orang kerdil telah hancur

Tak lama lagi aku akan memeluk keabadian, dan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun