Mohon tunggu...
Abda Faqih
Abda Faqih Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sang Legenda 1000 Goal

25 Oktober 2016   14:45 Diperbarui: 25 Oktober 2016   16:16 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto-sumber: google,com

Terlahir di daerah kumuh Brasil, pada tanggal 23 Oktober 1940 dengan nama lengkap Edson Arantes Do Nascimento. Merupakan anak pertama dari mantan pesepakbola Brazil yang bernama Dondinho Do Nascimento. Seorang bocah yang memiliki panggilan Dico, sejak kecil mempunyai mimpi untuk membuat Brazil menjadi Juara Piala Dunia untuk membuat ayahnya bangga. Setelah melihat ayahnya menangis karena Brazil dikalahkan oleh Uruguay 2-1 di partai final pada Piala Dunia 1950. 

Nama Pele diberikan oleh Jose Altafini, seorang anak majikan di tempat ibunya bekerja, panggilan ini merujuk pada Bile, kiper Vasco da Gama yang merupakan idolanya, akan tetapi dia mengeja Bile dengan nama Pele yang kemudian ditertawakan dan menjadi bahan ejekan. 

Pele menjalani kehidupan dalam kemiskinan di Sao Paulo. Sejak kecil ia sudah bekerja menyemir sepatu. Keinginan ia untuk bermain sepakbola selalu dilarang oleh ibunya, yang membenci sepakbola, karena ayahnya yang seorang pesepakbola mengalami cedera yang kemudian dicampakkan oleh timnya. Dalam bermain bola, bakat Pele sudah terlihat sejak kecil, tapi ia selalu mengumpat-ngumpat dari ibunya, berbeda dengan ayahnya yang mendukung keinginan anaknya untuk menjadi pesepakbola terkenal, dengan melatihnya setiap hari di sebuah kebun setiap pulang kerja.

Bakat Pele pertama kali terlihat oleh Waldemar de Brito, mantan seorang pemain Brasil. Saat itu usia Pele baru menginjak 11 tahun. Di bawah asuhan Waldemar, bakat Pele terus terasah makin tajam, hingga ia tumbuh menjadi pemain dengan skill bermain yang sungguh luar biasa.

Pada usia 15 tahun, Pele direkrut oleh klub Santos. Tetapi pada saat itu pelatih Santos mulai menghapuskan gaya permainan “Ginga” yang merupakan jatidiri sepakbola Brazil. Pele yang mempunya kemampuan “ginga”, tidak bisa berkembang karena pelatih mengharuskan Brazil mengikuti gaya permainan sepakbola Eropa. Karena tidak bisa berkembang dengan gaya permainan pelatih Santos, Pele hampir saja frustasi dan gagal untuk menggapai impiannya, tetapi Waldemar de Brito meyakinkan bahwa Pele bisa menjadi Legenda Brazil jika tidak menyerah pada gaya permainan yang diterapkan pelatih. Akhirnya iapun bangkit dan menunjukan skill dan kemampuannya pada pelatihnya sehingga membuat pelatihnya yakin akan gaya“Ginga” yang dimilikinya.

Pada saat liga dimulai, Pelé memperoleh kehormatan dengan mendapatkan tempat utama dalam tim senior klub yang dibelanya tersebut. Pada akhir musim kompetisi, pesepak bola 16 tahun ini keluar sebagai top scorer liga. Setelah bermain bagus di Santos, Pele akhirnya dipanggil untuk memperkuat Brazil dalam ajangkompetisi Piala Dunia 1958 yang diselenggarakan di Swedia. Pele tercatatsebagai pemain termuda dengan usia 17 Tahun.

Apa yang terjadi di Santos, terjadi pula di skuat Brazil, pelatih Brazil, Feola tidak ingin anak asuhnya memainkan gaya permainan “ginga” yang membuat Brazil kalah pada final Piala Dunia 1950. Pelatih saat itu menginginkan Brazil bermain dengan gaya seperti tim Eropa. Tetapi Pele kembali berhasil meyakinkan pelatih bahwa Brazil tidak perlu mengikuti gaya permainan tim Eropa, karena Brazil punya gaya permaiannya sendiri. 

Dengan gaya permainan keras Eropa, banyak pemain Brazil yang cedera, membuat Pele untuk pertama kalinya dimainkan oleh pelatih Feola. Debut Pele yaitu saat Brazil melawan Uni Soviet dan membuat Brazil mengalahkan Soviet dengan skor 1-0. Kemudian pada 24 Juni 1958, Brazil berhasil mengalahkan Perancis di Semifinal dengan skor 3-0 yang semua golnya dicetak oleh Pele dan membuat Brazil melaju ke Final Piala Dunia melawan tuan rumah Swedia. Pele pun mencetak 2 gol dan mengantarkan Brazil untuk pertama  kalinya menjadi Juara Piala Dunia 1958.

“29 Juni 1958, hari dimana Brazil memenangkan piala dunia pertama kali, saat peluit akhir ditiup aku pingsan di lapangan, dan saat aku membuka mata, semuanya terasa seperti mimpi. Hanya 18 bulan aku meninggalkan rumah tapi rasanya seperti setahun. Ibu dan ayah datang menemuiku.. dan ayah mengingatkanku pada janji yang kubuat  8 tahun sebelumnya. Tapi aku takkan pernah lupa tahun 1958, tahun dimana aku menjadi Pele. Gaya ginga kami kenal dengan permainan indah, dan kaum Brazil berdatangan untuk menyaksikan. Itulah perbedan yang membuat kami indah.” Ucap Pele.

Pada tahun 1961, Presiden Brazil, Janio Quadros, mendeklarasikan Pele sebagai hartakarun bangsa. Pele dan tim Brazil juga berhasil memenangkan Piala Dunia 1962 dan 1970. Pele adalah satu-satunya pemain yang berhasil memenangkan Piala Dunia sebanyak tiga kali dan mengumpulkan rekor dengan gol terbanyak yakni, 1283 gol.

 

Sumber: Film -Pele Birth of a Legend

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun