Mohon tunggu...
abbi angkasaperdana
abbi angkasaperdana Mohon Tunggu... Insinyur - pebisnis

Abbi mulai berbisnis pada 2003, ketika saya masih kuliah di Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Saat kuliah, ia menjadi teknisi komputer di Harco. Abbi belajar komputer otodidak sejak sekolah.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dokter Abbi Angkasa Perdana Bikin Startup Kandang Rakyat Digital

21 Agustus 2019   11:41 Diperbarui: 21 Agustus 2019   11:45 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosok yang satu ini bernama Abbi Angkasa Perdana Darmaputra. Masih berusia 34 tahun, Abbi yang tercatat sebagai dokter lulusan luar negeri ini lebih memilih membangun startup Kandang Rakyat Digital.

Abbi bercerita, aplikasi ini ia bikin dengan dukungan IoTs alias Internet of Things yang saat ini menjadi tulang punggung hampir di semua ranah bisnis. Simpel saja nih TemanBaik, ia hanya menginovasi pemberian pakan ayam agar lebih terjadwal dan sanggup memangkas dana para peternak.

"Persoalan perternak rakyat memang di tingginya biaya pakan. Biasanya bisa sampai menghabiskan 70 persen dari biaya operasional. Dengan problematika itu, saya coba membuat inovasi dengan upgrade kandang yang semua bisa terpantau lewat koneksi internet," ujar Abbi kepada BeritaBaik, Jumat (16/8/2019).

Ia mengemukakan, platform Kandang Rakyat Digital masih dikembangkan di lingkungannya sendiri. Kebetulan, dokter lulusan University of Melbourne ini tengah menjalani bisnis ayam potong yang bermitra dengan petani rakyat.

Kenapa sih Abbi sampai bikin Kandang Rakyat Digital? Menurutnya, semua berangkat dari kepeduliannya terhadap petani ayam rakyat yang sulit bersaing dengan perusahaan besar.

Apalagi nih TemanBaik, sebentar lagi mereka juga harus bersaing dengan impor ayam dari Brazil yang harganya jauh lebih murah. Seperti diketahui nih, WTO sudah resmi menyetujui loh, kalau ayam dari negeri samba boleh masuk ke tanah air.

Baca Ini Juga artikel tentang : cara terbaik untuk memperluas bisnis anda

"Konsumsi ayam di Indonesia mencapai 60 juta ekor per minggu loh. Berarti pasarnya sih bagus, tapi petani rakyat yang jumlah ternaknya 1.500-3.000 ekor masih sulit bersaing karena tingginya biaya operasional. Makanya saya bikin solusi ini biar ayam lokal bisa ikut bersaing di ranah global," ungkapnya.

Ia merinci, Kandang Rakyat Digital memang solusi paling kekinian buat ngajak petani ayam lebih makmur dan berdaya saing. Sayangnya nih, biaya pengembangan dari

platform ini terbilang mahal nih TemanBaik, yakni sekitar Rp 500 juta untuk pengawasan 7.500 ekor ayam.

"Sebagai startup dan kolaborator saya sih berharap kami bisa mendapatkan akses pendanaan yang cukup dari banyak pihak untuk membangun platform ini. Biayanya cukup mahal, karena memang peternak rakyat di negara kita sangat banyak," bebernya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun