DONGENG yang menyatakan bahwa perempuan (siti hawa, eva) dibuat dari tulang rusuk laki-laki (Adam) merebak di lingkungan Kaum Yahudi sejak masa Nabi Musa. Karena itu, di kalangan sebagian ulama, kepercayaan ini disebut ”Israiliyat” yakni hal yang sangat meragukan dan –sebagian– sengaja disebarkan untuk merusak iman umat Islam.
Dongeng tentang tulang rusuk Nabi Adam itu secara turun-temurun dipercaya sebagai kebenaran hingga ke lingkungan Bangsa Arab, bahkan hingga zaman Nabi Muhammad. Suatu hari Nabi Muhammad berkata, ”Nasihatilah perempuan dengan cara yang baik. Perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk, sementara yang paling bengkok itu bagian teratasnya. Jika engkau bersikeras meluruskannya, ia akan patah. Tetapi jika engkau membiarkannya, ia akan bengkok selamanya. Maka nasihatilah perempuan dengan cara yang baik.” (HR Bukhari, Muslim, Ibnu Abu Syaibah, dan Baihaqi)
Hadist itu –dan beberapa hadis sejenis—dijadikan landasan pembenar atas dongeng perempuan diciptakan dari tulang rusuk lelaki. Padahal Al Quran sama sekali tidak ada menyebut prihal tulang rusuk ini. Sangat mungkin para ulama terdahulu ”kebingungan” menafsirkan Surat Annisa’ ayat 1 yang sering diterjemahkan dengan tanda kurung-tanda kurung penafsiran. ”Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya ...” Cobalah kita buang kata-kata dalam kurung itu dan menerjemahkan ayat itu apa adanya, maka kita akan mendapat terjemahan: ”Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kalian dari diri yang satu, dan menciptakan darinya pasangannya ...”
Yang jadi soal adalah ”diri (jiwa) yang satu” (nafs wahidah). Para ulama terdahulu kontan menafsirkannya sebagai Adam. Padahal, ilmu pengetahuan bisa menerjemahkan kalimat itu dengan banyak sekali kemungkinan. Bisa saja ”nafs wahidah” itu adalah satu sel. Kalau kemudian Allah berkata, ”dan menciptakan darinya pasangannya” dapat diartikan sebagai pemecahan sel.
Marilah kita pahami bahwa jauh sebelum Nabi Adam diutus sebagai khalifah Allah, jauh sebelum Adam dinyatakan sebagai manusia (pertama) yang dianugerahi budaya dan ilmu pengetahuan, makhluk (sejenis) manusia telah ada. Mereka berburu, berbicara, dan hidup berkelompok. Para arkeolog berkesimpulan, sejak 20 ribu tahun lalu telah ada sosok makhluk yang memiliki kemampuan akal yang mendekati kemampuan berpikir manusia. Sedangkan kedatangan Adam yang konon berumur 930 tahun diperkirakan sekitar 3760-2830 SM. Makhluk (mirip) manusia itu terdiri dari lelaki dan perempuan. Jadi, lebih dari 15 ribu tahun sebelum Adam, telah ada makhluk (mirip) manusia yang terdiri dari laki dan perempuan.
Jadi, sangatlah diragukan kepercayaan bahwa Hawa (perempuan) diciptakan setelah Adam ada.
Kemudian, tentang hadist tadi, haruskah kita terjemahkan secara harfiah? Hadist-hadist yang tidak berkenaan dengan ibadah ritual sangat mungkin (dan bisa) ditafsirkan sebagai kiasan. Begitu juga dengan hadist tentang tulang rusuk itu. Bukankah hadist itu penuh dengan kiasan?
Wallahu A’lam