Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Senjata Kimia Menyalak Tomahawk Meledak, AS - Rusia Diambang Perang

7 April 2017   11:52 Diperbarui: 8 April 2017   02:00 1393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : express.co.uk dan dailystar.co.uk

Seminggu setelah pemerintah AS memberi reaksi positif  pada pemerintahan Bashar al-Assad dengan menatakan fokus jagnka panjang AS tidak lagi untuk menjatuhkan al-Assad melainkan pada perang anti terorisme di seluruh Suriah tanpa disangka-sangka sikap positif tersebut kini berbalik arah ketika AS, barat, Turki dan negara Arab memojokkan Suriah dengan tudingan melepaskan bom berbahan kimia di beberapa lokasi fron Hama.

Perubahan signifikan dan sangat cepat sikap positif Trump menjadi negatif terhadap Assad sangat dramatis sebab bukan saja berubah dalam tempo seminggu melainkan meluncurkan serangan pembuka dengan misil penjelajah AS Tomahawk telah menghantam sejumlah lokasi pangkalan udara Suriah di Damaskus dan sekitarnya. Menurut informasi terkini sejumlah portal berita dunia, hingga saat ini AS telah meluncurkan 50 (lima puluh) Tomahawk ke posisi militer Suriah. Pada tahap ini pangkalan militer SHayrat airbase dekat kota Shayrat telah luluh lantak akibat aksi Tomahawk.

Mengapa AS menggunakan misil Tomahawk membuka serangan langsung terhadap militer Suriah karena jenis misil ini sudah seperti ritual serangan pembuka AS sejak perang teluk dimulai pada 1991. Kemudian aksi tomahawk terlihat pada  Operation Odyssey Dawn 19 Maret 2011 ketika menggulingkan Moamar Khadafi pemimpin Libia saat itu. Terakhir sekali tomahawk dipakai di Yaman melumpuhkan radar gugus pemantau perairan  milik Houti  setelah pemberontak itu menyerang  kapal AS seminggu sebelumnya dipantai Yaman pada September 2014 lalu.

Kini misil penjelajah dengan biaya pembuatan per unit US$1.59 juta (biaya pembuatan 2014) itu kembali beraksi. Secara teknis dengan kecepatan optimal 550 mph (890 km/h) dan membawa hululedak 280 kg misil ini dapat dicegat oleh S-200 Rusia akan tetapi hingga detik ini Rusia tidak melakkukan intersep dengan misil anti misil balistik milik mereka. Akibatnya kini sang Tomahawks mengguncang daratan Suriah seakan melengkapi hingar bingar deru mesin perang dan dibalik lolongan dan jeritan panik dan histeris warga Suriah.

Tingkat kesabaran AS telah berakhir dan mulai membuktikan janjinya setelah berada pada posisi dilematis sangat lama. Kini AS menafikan ancaman dan peringatan Rusia. Kini AS akan menambah parah kekacauan di Suriah melengkapi kekacauan akibat serangan udara Israel terhadap posisi pasukan Suriah dan Hezbollah di seluruh datan Suriah seperti aksi Rusia mengamankan Suriah dan Hezbollah.

Kini Suriah hampir komplit terkurung oleh serangan berbagai negara menghujam bumi Syam. Dimulai oleh serangan angkatan udara Suriah (SyAF) dan angaktan udaraRusia  (RuAF) lalu ditambah Turki (TAF) ditambah sejumlah pesawat tempur negara Uni Eropa dalam koalisi pimpinan AS dan kemudian serangan udara angkatan udara Israel (IAF) dan terkini adalah serangan rudal massal AS khusus ditujukan terhadap militer AS.

Apa yang akan terjadi dengan masukna AS menyerang fasilitas militer Suriah? Mudah ditebak bahwa kondisi perang Suriah akan semakin sengit, pahit dan membuncah, menggelegak mengeluarkan bongkahan-bongkahan batu cadas panas dari dalam bumi Syam. Hal ini ditandai oleh beberapa hal berikut :

  • Angkatan udara AS akan terlibat intensif mengebomposisi pangkalan militer, pangkalan udara dan fasilitas militer Suriah setelah pemboman intensif berjalan beberapa hari
  • Angkatan udara Israel mengambil kesempatan melampiaskan dendam kesumatnya dengan intens menerang Hezbollah dan SAA dimana saja terutama pada posisi SAA melawan ISIS.
  • Angkatan udara Turki mengambil kesempatan melampiaskan dendamnya pada pemberontak Kurdi PKK ataupun YPG/ SDF. Sementara itu angkatan darat dan marinir disusupkan ke fron Hama dan Homs serta didekat perbatan Lataki-Suriah dengan Turki.
  • Sejumlah negara uni Eropa ikut ambil andil terutama Belgia, Perancis, Inggris dan Ukraina. Dan apabila Rusia meningkatkan perlawanan pada AS dan sejumlah negara disebutkan diatas maka sebagian besar negara NATO akan mengeroyok Suriah- Rusia- Iran-Lebanon dalam konflik Suriah
  • Israel akan buka serangan ke fasilitas nuklir Iran menandai pecah perang iran- Israel JIKA Israel berani mengambil risiko membuka serangan tersebut
  • Mesir akan membalas serangan Israel terhadap Suriah untuk menghalangi niat Israel mencaplok Golan dengan seutuhnya
  • Arab Saudi, Qatar, Jordania dan Kuwait akan memberi dana dan fasilitas militer pada AS dan menerjunkan pesawat tempur mereka menerang posisi pendukung Bashar al-Assad.Sementara itu Bahrain dan UEA akan memilih sikap hati-hati dengan berbagai alasan.
  • Apabila sistim pertahanan udara Rusia berhasil melakukan intersep atau menggagalkan sejumlah tomahawk AS maka intensitas ketegangan AS - Rusia berubah menjadi perang sungguhan AS-Rusia di atas langit dan bumi Suriah. Konsekwensina akan merembes ke fron lain misal di Ukraina dan Crimea.
  • Lebanon akan berperang kembali dengan Israel. Milisi Hezbollah di Lebanon dan Hamas- PLO di tepi barat dan sungai Jordan akan mengacaukan Israel
  • Pemberontak PKK dan YPG akan konsolidasi melawan tentara Turki
  • ISIS akan mengambil kesempatan menguasai kembali ladang-ladang minyak Irak
  • Al-Qaeda (dahulu Al-Nusra atau JFS dan kini dinamakan HTS) akan mengambil kesempatan memperkuat posisi di Suriah utara dan tengah
  • Pemberontak Suriah (FSA) akan pecah koalisi dengan kelompok jihadis Suriah seperti HTS dan Ahrar al-Sham

Berdasarkan gambaran di atas dapatkan dibayangkan Suriah akan seperti  apa, apalagi Rusia telah tegas menyatakan tak akan membiarkan militer manapun menyerang Suriah dan siap menghadapi konsekwensi negatif, sebagaimana diungkapkan oleh Vladimir Safronkov kepala utusan Rusia pada sidang keamanan PBB beberapa jam lalu di markas PBB, New York, AS. Sumber :  express.co.uk. 

Apakah serangan senjata Kimia yang dituduhkan pada Suriah itu menjadi momentum paling tepat AS, Eropa atau negara manapun menjadi lawan Rusia - Suriah meluapkan ambisi untuk melumpuhkan Suriah - Rusia -Iran? 

Sebagaimana diketahui bersama, serangan udara Suriah di Khan Saykun mengandung gas. Menurut versi pemberontak Suriah bom itu mengandung bahan kimia Sarin atau sejnis dengan itu. Bom itu masuk dalam katagori senjata Kimia dan itu dilarang dalam konvensi Jenewa.

Menurut versi Rusia AU Suriah tidak menggunakan bom itu. Bahkan yang terjadi adalah serangan udara itu justru menghantam pusat laboratorium milik al-qaeda di pinggir kota itu. Pihak Rusia telah mengingatkan agar jangan terburu-buru menghakimi AU Suriah menggunakan senjata kimia. Perlu waktu dan memberi waktu kepada utusan PBB untuk memeriksa kawasan dikuasai pemberontak dan al-Qaeda tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun