Apa sebab kelompok pemberontak Suriah dalam payung Free Syrian Army (FSA) di kota Aleppo kian melemah dalam sebulan terakhir sejak pasukan Suriah dan afiliasinya (SAA) makin gencar menekan ke jantung pertahanan kota Aleppo --terutama-- dari arah timur kota Aleppo. Dugaan secara umum adalah akibat menipisnya persediaan amunisi dan persenjataan FSA --yang telah terkurung rapat sejak awal Nopember lalu-- menyebabkan kekuatan FSA semakin melemah di dalam kota Aleppo.
Berbeda sedikit dengan kelompok FSA di bagian barat, tampaknya grup di barat masih sedikit lebih solid memberi perlawanan, terbukti sulitnya SAA memperlebar atau memperdalam kepungan ke dalam jantung kota Aleppo dari arah barat kota Aleppo. Namun demikian sama halnya dengan rekan mereka di timur kelompok gugus barat juga mengalami krisis amunisi, senjata bahkan mungkin mengalami kekurangan tenaga tempur serta dukungan warga akibat dahsyatnya gempuran lawan memaksa gugus FSA di barat defensif.
Tak salah juga dugaan itu mengingat sejumlah negara Arab telah memasok senjata ganas misil dan peluncur Grad awal Nopember lalu, namun apa daya sejumlah peluncur terdeteksi satelit Rusia dan beberapa diantarana dihancurkan dengan serangan misil anti misil. Sementara itu sejumlah peluncur Grad lain sedang "off " akibat keterbatasan peluru.
Menurut sejumlah Info negara Arab sedang menyiapkan pasokan amunisi dan senjata baru untuk diberikan pada FSA di luar dan di dalam Aleppo melalui aneka cara.
Mengetahui kondisi FSA seperti ini, SAA memanfaatkan peluang dengan sebaik-baiknya. Ekspansi dijalankan di beberapa titik. Dari arah timur SAA memperlebar wilayah dengan merebut sebagian kawasan eliite Hanano. Dari barat merebut kota Azizi. Lalu dari arah selatan dekat The Old of Citadel, pasukan SAA akan merebut distrik Maysalaon yang menghubungkan jalan utama dari selatan ke utara menuju pangkalan militer SAA dekat bandara internasional Aleppo.
Kelihatannya SAA akan memperlebar dan memperdalam kepungannya hingga ke jantung pertahanan FSA di bagian tengah kota Aleppo. Jika berhasil maka SAA akan menyisakan ruang sekitar 1/4 luas kota Aleppo atau seluas 32 km2 untuk FSA sambil menanti saat tepat jika harus menyerang total atau menuggu keputusan FSA jika harus "mengungsi" dari kota itu ke kota lain di luar kota Aleppo.
Meski pada akhirnya SAA mampu merebut kota Aleppo sepenuhnya tidak berarti SAA lantas menjadi pemenang perang Suriah atau lebih sempit perang Aleppo, Bahkan lebih spesifik lagi, meskipun SAA mampu merebut ibukota defakto pemberontak itu sekalipun tidak berarti perang telah usai, sebab front lain tak kalah sengit masih akan berlangsung. FSA akan "menanti" SAA di kawasan kota-kota penting lain seperti di kota Idlib, Homs, Hama, Al-Bab dan kota As-Suwayda.
Namun demikian merebut total Aleppo sangat penting bagi SAA. Kota kedua terbesar setelah Damascus ini dianggap ibukota pemberontak. Menguasai kota ini berarti secara defakto juga mengirim pesan bahwa salah satu simbol perlawanan pemeberontak berhasil dikuasai pemerintah dan --dalam ilmu perang-- hal itu adalah sebuah pukulan telak pada lawan meskipun bukan berarti lawan akan mengakhiri perang.
Berikut ini beberapa analisa kemungkinan akan dijalankan SAA untuk ekspansi di kota Aleppo guna mencapai tujuan dan menguasai kota Aleppo sepenuhnya. Perhatikan peta dalam gambar berikut ini