Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Money

Menganalisa Penelitian CSIS, Siapa di Balik Mafia Indonesia?

19 Juni 2012   17:17 Diperbarui: 6 Juli 2019   22:24 3995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi Mafia. Sumber :pedomannews.com

Tertarik dengan pernyataan salah satu pengamat politik dan peneliti senior dari Central for Strategic and Internatioanl Studies (CSIS), J Kristiadi dalam sebuah panel diskusi di Hotel Four Seasons, Kuningan, Jakarta, Rabu (6/6/2012) lalu, menarik untuk kita kaji lebih dalam.

Dalam acara yang tersebut pengamat politik yang sering memberikan pernyataan kontroversial -tapi memang sangat mendalam- itu menyampaikan kembali pernyataan kontroversialnya tentang kondisi negara Indonesia yang kini menjurus menjadi negeri Mafia.

Tidak kali ini saja Kristiadi menyampaikan pernyataan menggelegarnya, dalam bidang apapun ia mampu melihat dari kacamata dan sudut pandang hasil kajiannya. Sebut saja ketika Kristiadi menyampaikan analisisnya tentang  pentingnya TNI berperan kembali dalam lembaga Legislatif (DPR) melalui organisasi politik karena anggota TNI juga merupakan warga negara Indonesia (WNI) dan memiliki hak yang sama dengan warga lainnya dalam bidang  politik.

Kali ini Kris tak segan-segan menyampaikan argumennya bahwa Negara Republik Indonesia telah menjelma menjadi sebuah negara Mafia.

Apakah benar yang disampaikan oleh pengamat dan peneliti kondang tersebut? Mari kita telusuri apa sebetulnya dibalik pernyataan Kris yang selama lebih dari tiga dasawarsa telah malang melintang dalam dunia politik. Apakah pernyataan tersebut sumit, tendensius ataukah memang pantas dan wajar dialamatkan untuk negeri tercinta ini?

Istilah "Mafia"  sebetulnya sudah ada pada abad pertengahan untuk memberi penghargaan pada organisasi di Sisilia,Italia. Organisasi itu berubah menjadi sebuah kelompok yang mengelola kejahatan terorganisir. Orang-orang yang melakukan kejahtan itu disebut dengan  "Mafioso" yang berarti "Yang Mulia."

Setelah itu,  istilah tersebut mulai dipergunakan untuk organisasi kejahatan  pada tahun 1931 oleh orang Amerika Serikat keturunan Italia, Salvatore Maranzano  yang berhasil meraih sukses dalam dunia penuh kekerasan di negeri Paman Sam. Setelah berhasil menaklukkan salah satu musuh besarnya, Salvatore menyebut dirinya sebagai "Bos dari segala Bos." Lamban laun akhirnya istilah itu melebar pada berbagai dimensi bisnis kejahatan terorganisir. Pelakunya disebut  "Mafioso."

Mengacu pada pengertian di atas, kini sangat banyak ditemukan kelompok kejahatan terorganisir, baik tingkat nasional maupun internasional. Untuk tingkat Internasional sebut saja beberapa kelompok kejahatan yang mudah dan sering kita dengarkan misalnya: Triad dari China; Albanian Mafia; Serbian Mafia; Japanese Yakuza; Columbian Drug Cartels; Cosa Nostra dan masih banyak lagi yang lainnya.

Jadi mengapa Indonesia disebut sebagai negara Mafia? Padahal Kristiadi menyampaikan pandangannya setelah membaca sebuah buku karangan Benny K Harman, salah satu politikus  tak kalah kondang dari Partai Demokrat. Dari buku itu Kristiadi melihat dan menilai bahwa  ditemukan sejumlah pengakuan Benny tentang bagaimana cara orang DPR menciptakan peluang-peluang hingga menjadi uang.

Tak disangkal lagi, apapun ditempuh oleh anggota DPR secara terorganisir dengan berdalih ini dan itu, issue ini dan itu serta inspirasi-inspirasi kreatif penuh imajinasi tentang bagaimana menghasilkan uang dan uang bahkan dengan cara-cara yang vulgar sekalipun sehingga tak perlu lagi punya rasa malu apalagi rasa sungkan.

Tak ada yang dirahasiakan, tak perlu basa-basi, ada proyek berubah Rancanagan UU pasti ada ujung-ujungnya berakhir dengan kecipratan uang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun