Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menuju Gresik

6 September 2017   16:40 Diperbarui: 6 September 2017   16:56 1012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Gresik adalah kota yang asing bagi saya, karena dulu sekali pernah kesana. Dua puluh tahunan lebih. Sekarang menuju kesana adalah sesuatu yang asing. Tidak ada gambaran. Gambarannya adalah menuju Juanda, yang ada di Sidoarjo, kemudian melewati Surabaya dan tibalah di Gresik. Perjalanan yang panjang. 

Ternyata realisasinya tidak seperti itu. Ternyata menuju Gresik itu mudah. Ada bis Damri yang selalu stanby di Juanda. Menempuh perjalanan cuma 1 jam kurang lebih. Karena menggunakan jalan jalur bebas hambatan. Perjalanan ke sana adalah dalam rangke menunaikan tugas dari tempat kerja. Menuju Unmuh Gresik. Universitas yang peduli dengan kaum disabilitas ternyata. Ketika kita ber"acara", ada live show pelukis dengan menggunakan kaki oleh mahasiswa UMG yang menyandang disabilitas. Kemudian juga ada pertunjukan angklung oleh anak-anak penyandang disabilitas. Alhamdulillah masih ada kelompok yang memperhatikan kaum marjinal yang tersisih dari pergaulan umum.

Penduduk Gresik banyak yang merantau. Maka tersedianya Damri adalah salahsatu fasilitas yang disediakan pemerintah. Walaupun dalam pelaksanaannya, ketika saya pulang ke Juanda, Senin sore di medio Agustus 2017, hanya ada dua penumpang Damri Bandara. Mungkin karena berbagai sebab. 

Ingatan terdekat saya dengan Gresik adalah Thailand Selatan. Mengapa? Karena disana ada Masjid Gresik, tepatnya di Pattani. Konon masjid itu didirikan oleh para perantau atau pedagang dari Gresik, Jawa Timur. Cerita tentang heroiknya masjid ini bisa disimak DISINI. Itu Cerita tahun 2013. Cerita saya di tahun 2016, Masjid ini relatif banyak dikunjungi pelancong dari Malaysia, ataupun Indonesia. Dan suasananya lebih bersahabat. 

Muhammadiyah dan berbagai perguruan tinggi dari Indonesia saat ini banyak yang berdatangan ke Thailand Selatan. Mengadakan PPL/KKN disana. Karena masih sama-sama memiliki akar yang sama. Melayu. Walaupun ternyata bahasa Melayu Pattani berbeda dengan bahasa melayu yang ada di nusantara. Tetapi akarnya sama. 

Gresik adalah kota yang sibuk. Kota yang tumbuh. Tetapi uniknya belum ada Mall. Maka kita bisa merasakan keramahtamahan kota kecil yang penuh dengan pojok-pojok kota yang ramai. Ada"bakal" mall yang masih dibangun. Sebagai kota yang dipenuhi industri berat, maka Gresik juga menjadi lokasi yang cukup bagus untuk mahasiswa teknik. Tukang ojek yang mengantar saya ke lokasi Aula Sang Pencerah, ternyata anaknya adalah seorang mahasiswa di Unmuh Gresik, jurusan Teknik, yang SPP-nya segini, dia menyebutkan nominal biaya yang cukup besar buat kalangan grassroot. Tapi saya yakin, peluang kerja bagi lulusan fakultas teknik disini, cukup menjanjikan. Apalagi dengan visi internasionalisasi yang dibawa oleh Unmuh Gresik, yang saya yakin akan mendorong para lulusannya untuk cepat terbang menuju dunia kerja dengan visi Glokal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun