Mohon tunggu...
Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Kecil-kecilan

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menghapus Luka Rohingnya

16 September 2017   22:17 Diperbarui: 16 September 2017   22:31 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tangis anak-anak Rohingnya kian hari kian memecah cakrawala
Kesederhanaan mereka pada dunia harus dibalas dengan kobaran api dan jeritan luka disana sini

Dimanakah PBB yang katanya Pengayom bumi ?
Dimanakah Amerika,Cina atau Kapitalis yang akan mengusik tempat mereka ?
Lagi-lagi mereka tutup mata tanpa merasa berdosa
Demi kapitalisme mereka jajah negeri Rohingnya yang damai

Sementara tangan-tangan Budha palsu itu kian hari kian menyakiti mata dan telinga kami
Suara-suara Islam dari Negeri Indonesia terus menggelora
Bak perlawanan sepi yang tak terbalas setan-setan globalisasi

Ada apa dengan Islam yang katanya satu tubuh satu nyawa
Dimanakah Arab Saudi,Qatar,atau Negeri teluk yang kini berpesta dengan minyak kepalsuan
Mengapa masih ada Palestina lainnya di bumi ini

Belum sempat tangis kami terhenti kini harus dihujam bertubi-tubi
Apakah manusia itu kini cuma wajah dari setan-setan
Kekuasaan dan penindasan sebagai ajang pamer kedigdayaan
Sesumbar itukah wajah-wajah senyum penuh laknat
Lupakah manusia pada liang lahat yang sebagai saksi akan keadilan yang sejati

Kami tahu bahwa donasi kami hanya menyelamatkan rindu manusiawi
Setidaknya hanya itu yang bisa menggerakan jiwa-jiwa kami
Semestinya disana dipagar dengan tangan-tangan besi para tentara perdamaian


Agar tidak ada lagi api yang membakar tawa canda
Supaya jangan sampai terjadi lagi bunyi peluru yang menghujam ikatan-ikatan kemanusiaan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun