Aku mengingat
Kaki kaki mungil itu tak pernah lelah bertelapak asa juga mimpi
Berlari lari lalu sesekali berhenti mengintip wajah sendiri
Yang tertinggal di bawah langit ataupun diatas rerumputan
Aku mengingat
Bocah bocah itu giat menggantung doa demi doa
Di bawah rindangnya pohon rindu yang sering mereka panjat
Demi segumpal masa depan yang masih samar samar
Bocah bocah itu
Menarik diriku menengadah pada segala ketelanjangan
Melihat beberapa terik juga menduga duga mendung
Dimana aku sering berteduh terlalu lama pada malam
Namun setelah senja,
Engkau memberi aksara tentang pagi yang terlupakan
Sewaktu sirat sirat cahaya jatuh di balik setengah purnama redup yang kau tunjuk
Akupun ingin engkau jadi tujuanku, bukan persinggahan....
Kupang, 10/9/17