Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Administrasi - irero

Content Writer | Sosial Budaya | Travel | Humaniora | Lifestyle | Bisnis | Sastra | Book Sniffer | Bibliophile | Bibliomania | Tsundoku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Spongebob dalam Benak Saya

30 September 2014   23:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:53 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1412079361759473048

[caption id="attachment_362852" align="aligncenter" width="630" caption="Para karakter dalam film kartun SpongeBob SquarePants (kiri ke kanan): Plankton, Tuan Crab, Sandy, SpongeBob, Squidward, Patrick dan Garry. (nickelodeon)"][/caption]

Ada suatu ritual kecil yang biasa saya lakukan ketika mengingat nama Spongebob, yaitu bersemangat. Ketika pelik permasalahan datang ke dalam hidup, memiliki partner kerja yang kurang baik, atau bahkan disia-siakan oleh lingkungan terdekat, saya suka mengingat Spongebob. Kenapa? Karena saya akan teringat bagaimana sesosok Spongebob menghadapi Squidward (rekan kerja atau teman yang sering memusuhi dan bertindak tidak adil padanya). Spongebob tidak pernah membalas ataupun membenci Squidward. Bahkan ia tetap menyayangi Squitward dan menganggapnya sebagai teman yang baik. Ada aura positive thinking yang tertangkap dalam benak saya melihat sosok Spongebob. Karenanya saya senang mengingat bagaimana adegan ia di-bully/dikerjai dan bagaimana ia menghadapinya tanpa rasa dendam dan dengan senang hati. Sesimpel itu.

Melihat dari asal-usulnya, Spongebob hanyalah sebuah spons. Bila dibanding dengan tokoh lain seperti Squidward, Patrick, Mr. Krabs, Gary, dan Sandy yang asal-usulnya memang dari sesuatu yang bernyawa agaknya Spongebob terasa sebagai sesuatu yang tidak bernilai/tidak berharga. Mungkin dari itulah karakternya yang polos, lugu, dan tidak terlalu pandai terbentuk. Hal tersebut terbukti ketika Spongebob mengikuti driving test dan mengalami beberapa kali kegagalan hingga si pengajar pun jera. Namun, kekurangan tersebut tertutup oleh kebaikan hatinya yang tetap menyayangi orang yang membencinya (Squidward), sahabatnya yang sedikit lelet (Patrick) dan peliharaan kesayangannya yang terkadang manja (Gary).

Kemasannya memang kartun untuk anak, namun pada kenyataannya banyak orang dewasa seusia saya yang masih mencintai kartun ini. Memang ada beberapa kartun masa kecil yang penontonnya tidak beranjak meski usia mereka beranjak dewasa. Salah satunya kartun ini karena, selain tidak bertele-tele kartun ini juga menuntut penontonnya menangkap maksud dengan cepat. Story yang dihadirkan pun tidak monoton dan lebih mengejutkan sehingga tidak membosankan (sangat menghibur).

Turut sedih ketika kartun ini masuk ke dalam daftar list KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) sebagai tontonan yang tidak layak tayang karena disinyalir akan berdampak buruk bagi perkembangan anak-anak di Indonesia. Seperti isu yang tengah panas, mengutip berita dari www.liputan6.com sebagai berikut :

[Pada Selasa (23/9/2014) KPI, lewat komisionernya, Agatha Lilly mengingatkan orang tua agar mewaspadai film kartun dan animasi yang disiarkan sejumlah stasiun TV.

Kartun Spongebob Squarepants (di sini tayang di Global TV) menjadi salah satu kartun yang masuk kategori hati-hati bersama Crayon Shincan (RCTI), sedang kartun Bima Sakti (ANTV), Little Krisna (ANTV), dan Tom & Jerry (ANTV, RCTI, dan Global TV) masuk kategori konten berbahaya untuk ditonton anak-anak karena banyak berisi kekerasan.]

Pemberitaan tersebut sontak mengecewakan para penggemar setia Spongebob. Berbagai pembelaan melalui akun media sosial pun mulai bermunculan. Seperti halnya di Twitter muncul #SaveSpongebob yang sempat menjadi trending topic. Belum lagi gambar-gambar seperti berikut yang di-share di berbagai media sosial.

Dialog yang cukup membuat trenyuh terlagi bagi mereka para penggemar setia. Tentu bukan Spongebob dan Squidward sendiri yang membuat dialog tersebut. Siapa lagi kalau bukan mereka yang mencintai keberadaan Spongebob. Tentunya mereka, seperti halnya saya memiliki alasan tersendiri mengapa menyukai kartun ini.

Sekali lagi ingin saya tekankan, penggemar Spongebob bukan hanya mereka anak dengan usia dini saja, banyak orang dewasa yang juga menggemari tontonan ini. Tentunya peringatan KPI sudah didasari pertimbangan dan evaluasi yang benar-benar mendalam tanpa terusik evaluasi dan pelarangan-pelarangan dari negara lain. Tentunya KPI mempertimbangkan efek negatif yang benar-benar akan terjadi pada masa depan anak-anak Indonesia dan bukan efek penangkapan secara subyektif semata.

Mengenai beberapa contoh adegan yang dianggap kurang pantas seperti “adegan memelorotkan celana” agaknya sejak kecil tidak pernah saya lakukan meskipun saya penggemar Spongebob karena kata orang tua saya mengajarkan hal yang semacam itu tidaklah baik. Dengan ini saya ingin berbagi cerita betapa banyak efek energi positif yang saya dapat ketika melihat serial kartun Spongebob.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun