Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Apa Itu Agama

16 Agustus 2010   01:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:00 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

JIka sorga itu ada, adalah janji terindah bagi setiap orang Maka orang-orang selalu mencarinya kalau perlu mengorbankan jiwa dengan sukarela, dengan darah yang berdarah-darah Jika sorga itu nikmat, apakah seperti orgasme? Yang selalu ingin mengulanginya setiap waktu Yang selalu dirindukannya setiap detak Bagiku, sorga adalah gelap yang tak terlihat Segelap Sang Pencipta yang entah bertahta dimana? Karena aku si buta yang tak pernah melihat terang Maaf, jika terang itu indah, bagiku terang adalah impian Karena hidupku lebih berharga daripada terang itu Adakah orang yang pernah melihat terangnya sorga? Aku bukan milikku Gelap bukan kemauanku Hidupku bukan milikku Gelap adalah jalan hidupku Itukah yang Kau inginkan dalam hidupku? Adakah Engkau memanggil namaku Ketika aku tak tahu siapa diri-Mu Adakah Engkau mencari aku Ketika aku tak percaya ada sorga-Mu Adakah Engkau melihat perilaku dosaku Ketika aku tak tahu apa itu agama Darah dagingku kebutaanku Apakah hasil dari perbuatan haram Sehingga lahir subyektifitas dunia Sementara aku tak pernah tahu apa isi dunia ini Jika neraka itu sakit Aku merasakan ketika kulitku menyentuh api Aku merasakan ketika berjalan terantuk batu Aku merasakan ketika terjungkal ke dalam lobang Dan Engkau menyaksikankah di ruang gelap-Mu? Sementara aku tak tahu rupa airmataku Mungkinkah airmataku bersatu dengan airmata-Mu? Aku terus berjalan tak kenal waktu Aku terus berjalan menuju gelap-Mu Aku tak tahu siapa Kamu Ketika kudengar orang-orang mengatakan tentang-Mu Aku tetap tak tahu siapa Kamu Bahkan usiaku pun tak tahu Yang kurasakan, langkahku semakin pelan Entah menuju sorga Entah menuju neraka Aku terus berjalan dalam kegelapan Entah suara orang Entah suara Malaikat Entah suara Iblis Keluar masuk bagai angin di telingaku Mereka tak bisa menjawab tanyaku Kenapa aku terlahir buta? Dan tongkat bututku terus mengetuk-ngetuk nama-Mu Di sepanjang jalan yang tak kutahu ujungnya................ 11410. Gambar dari Google.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun