Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saat-Saat Air Sungai Perlahan Surut

13 Juni 2017   06:30 Diperbarui: 13 Juni 2017   12:41 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat-saat air sungai perlahan surut di salah satu sungai di Timor-NTT (Foto:Dokpri/Mei 2017)

Memasuki pertengahan bulan Mei setiap tahun, kondisi air sungai di Timor-NTT dalam kondisi kira-kira rata-rata masih seperti suasana dalam foto di atas. Air sungai masih sebatas ukuran kaus kaki sepatu dengan laju yang melemah. Di mana-mana air sungai terasa tetap berada di tempat. Air sungai masih jernih dan digunakan untuk keperluan pertanian, sayuran, perkebunan, air minum hewan dan bahkan manusia. Untuk pertanian, air ini cocok untuk usaha penanaman berbagai sayuran dan kacang hijau.

Debit air akan perlahan-lahan mengering pada bulan Juli hingga Agustus sebelum akhirnya kering-kerontang pada awal bulan September ke atas. Kondisi air seperti ini masih mengundang embun dan mendung. Rerumputan dan dedaunan masih menghijau. Suasana masih sejuk dengan cahaya mentari yang hangat. Situasi alam masih meninggalkan bias-biasa suasana setelah musim hujan berat yang mendatangkan kelimpahan air dan penghijauan alam luar biasa.

Keberadaan air sungai adalah mutiara yang teramat mahal bagi orang Timor. Air sungai hadir sepanjang bulan Desember hingga akhir bulan Agustus setiap tahun. Air sungai menjadi berkat yang luar biasa secara alami. Namun sekarang tidak lagi. Puluhan embung-embung yang dibangun pemerintah pusat telah menggantikan peranan sungai sebagai penyedia air alami bagi penduduk. Selama berabad-abad, air sungai menjadi penyedia kebutuhan air bagi penduduk, kini tergantikan dengan kehadiran embung-embung bernilai Triliunan rupiah.

Embung-embung dianggap sebagai bank-bank air raksasa di Timor-NTT. Di dalam embung-embung tersedia air dalam jumlah besar. Air embung ditampung dari air sungai yang membanjir selama musim hujan. Air embung raksasa seperti Sirani dan Haekrit mampu bertahan sepanjang tahun hanya debitnya telah banyak berkurang dan terancam kering seperti sungai.

Ini adalah potret terbaru untuk salah satu kawasan di benua Asia yang besar ini. Selama musim hujan air melimpah ruah dan membanjir. Selama musim penghujan, luapan banjirnya menyebabkan bencana alam yang hebat: air bah dan tsunami. Luapan banjir menyebabkan korban nyawa manusia, hewan, dan harta benda. namun pada saat musim kemarau, kehilangan atau ketiadaan air menyebabkan bencana kekeringanan, penyakit, bahkan kematian baik manusia, hewan dan tumbuhan. Air memang segalanya, kelebihan dapat menyebabkan bencana, kekurangan pun dapat menyebabkan bencana. Maunya memang, ketersediaan air harus pas-pasan saja: tidak lebih juga tidak kurang!

Baca juga ceritera fiksi Hikayat Tentang Si Minum Air

Artikel lainnya Kolam Tirta Atambua, Dekat Sungai Talau Nenuk-Belu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun