Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Perfect! Surat Presiden Obama pada Masa Akhir Jabatan

20 Januari 2017   10:13 Diperbarui: 20 Januari 2017   16:43 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung putih-Whitehaus AS (Foto:harnas.co)

Di hari ini, adalah hari terakhir masa jabatan Presiden AS Barack Obama, penanggalan menunjukkan Jumat, 20 Januari 2017, sebuah surat dipersembahkan kepada rakyat AS sebagai kata perpisahan jabatan Presiden AS seturut tradisi akhir periode kepemimpinan seorang Presiden AS. Secara substansial, isi surat itu memiliki spirit dan warna politik amat menarik. Dalam surat ini, Presiden Obama boleh dikatakan tampil sempurna, baik sebagai manusia maupun sebagai Presiden AS. Sebagaimana telah dimuat di Kompas.com (Editor: Ervan Hardoko), cuplikan sebagian isi surat Presiden Obama kepada rakyat AS sebagai berikut:

"....Saya bangga dengan harapan yang muncul dari para pemuda dan para perwira militer muda. Saya melihat para ilmuwan kita menolong pria lumpuh mendapatkan kembali indera perasanya, dan menolong para tentara terluka yang sempat menyerah untuk bisa berjalan kembali. Saya melihat banyak warga Amerika yang terselamatkan setelah mereka akhirnya mendapatkan akses layanan kesehatan, dan keluarga yang hidup mereka berubah setelah pernikahan mereka diakui kesetaraannya.Saya melihat generasi muda mengingatkan kita lewat perilaku mereka dan melalui kemurahan hati mereka menerima pengungsi, bekerja untuk perdamaian, dan di atas segalanya, membantu sesama manusia. Saya sudah melihat Anda semua, bangsa Amerika dalam seluruh martabat, kegigihan, humor, dan kemurahan kalian. Dan lewat perilaku Anda sehari-hari sebagai warga negara, saya melihat masa depan kita sudah terbuka. Kita semua, apapun afiliasi partainya, kini seharusnya melibatkan diri dalam pekerjaan itu, pekerjaan sebagai warga negara. Bukan hanya di masa pemilihan presiden, tidak hanya di saat kepentingan diri sendiri dipertaruhkan, tetapi di sepanjang masa hidup kita. Saya akan selalu bersama dengan Anda, di setiap langkah yang Anda buat. Dan, di saat kemajuan terlihat sangat lamban, ingatlah: Amerika bukanlah proyek satu orang. Satu kata yang paling kuat dalam demokrasi negeri ini adalah "kita". Kita adalah bangsa. Kita akan berhasil. Ya, kita bisa. Presiden Barack Obama. 

Hanya satu kata untuk saya menggambarkan isi surat ini: sempurna! Saling memberi kepercayaan telah sempurna dibangun antara Presiden Obama dan rakyat AS. Saat saya membaca surat ini, pikiran saya kembali ke isi pidato Capres Obama pada tanggal 18 Maret 2008 di Philadelphia, AS, saat beliau dikukuhkan sebagai calon resmi Presiden AS dari Partai Demokrat, Partai yang telah membesarkan sang Presiden AS itu selama 2 Periode, sekaligus Partai yang kalah bersaing dalam pemilihan Presiden AS pengganti Presiden Barack Obama. Sebuah penggalan pidato terekam wartawan dan penulis buku AS Hywell Williams yang menggambarkan keragu-raguan sang calon Presiden tentang kesempurnaan himpunan bangsa AS, pada dasarnya masih ada potensi keretakan,"...Kita adalah bangsa, yang ingin membentuk sebuah himpunan yang lebih sempurna. Himpunan kita kini mungkin tidak sempurna, namun generasi- demi generasi telah menunjukkan bahwa penyempurnaan bisa dilakukan. Dewasa ini setiap kali saya merasa ragu dan sinis tentang kemungkinan itu, saya tetap merasa berharap kepada generasi selanjutnya anak-anak muda...".

Boleh saya katakan ada 2 masalah yang yang dihadapi AS yang telah selesai di sini. Keterbukaannya dalam membicarakan isu-isu rasial dan keterbukaan dalam masalah agama. Presiden AS Barack Obama dalam surat kepada rakyat AS mengangkat nilai-nilai kemanusiaan universal dari ilmu dan teknologi AS yang amat menyatukan manusia dan bangsa AS yakni: kemurahan hati, cinta perdamaian, saling membantu dan menolong, kegigihan, humor, partisipasi dalam pembangunan masa depan dan kerja sama. Nilai-nilai fundamental inilah yang mempersatukan bangsa AS dalam keberagaman. 

Presiden Obama menampilkan nilai-nilai fundamental yang menjadi pemersatu manusia dan suatu bangsa, bukan saja bangsa AS namun semua manusia. Kita melihat dari berbagai gejala bahwa nilai-nilai ini tampaknya  harus dilakukan oleh pengganti Presiden Obama, Presiden Donald Trump yang beberapa jam lagi akan dilantik menjadi Presiden AS. Di baliknya surat ini ada sharing pengalaman bagi penerusnya. Bahwa Presiden Donald Trump harus tetap mempertahankan dan merebut nilai-nilai fundamental yang telah berhasil diraih AS selama masa kepemimpinan Presiden Obama selama 2 Periode. 

Dengan kekayaan material di bidang infrastruktur yang besar, bukan mustahil Presiden Trump akan memainkan gaya pemimpin perusahaan dan lebih mementingkan kepentingan ekonomi kelas atas dengan gaya hidup mewah dan super elit. Presiden Obama telah mengutamakan nilai-nilai fundamental, yang terbukti mempersatukan semua kalangan, kepentingan dan tingkat kehidupan ekonomi, sosial, budaya, agama dan perbedaan paham politik di AS. Tentu sekarang, dunia sedang menanti seperti apa wajah dunia di bawah Presiden Trump, seperti apa definisi-definisi kehidupan AS memasuki abad digital life platform ini bagi bangsa AS sendiri, hal-hal yang tentunya amat berbeda bila dilihat dari pandangan dan presepsi negara-negara berkembang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun