Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Abstraknya Politik Lembaga, Individu dan Peluang-Peluang Hidup

12 Februari 2019   14:28 Diperbarui: 12 Februari 2019   18:05 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan abstrak (Gambar: tanyadokter.com)

Dalam negara di mana basis kehidupan warganya lebih bercorak sosial, adanya testing online PPPK dan CPNS serta para birokrat patut didiskusikan. Lembaga-lembaga kuat sudah berubah semakin  abstrak. Bukan demi melayani individu-individu secara riil dalam masyarakat lagi. Keyakinan individu terhadap kemajuan juga semakin abstrak.

Boleh dibilang bahwa testing online CPNS dan PPPK adalah penanda era modernitas yang berkembang. Testing ini hanya akan berhubungan dengan kepentingan individu-individu. Sehingga indikator keberhasilan semakin membingungkan. Sebab masyarakat Indonesia adalah masyarakat dengan pengertian sosial, bukan individu. Pemisahan antara politik dan ekonomi sudah terjadi. Mungkin testing ini boleh berhasil secara politis, tetapi mungkin tidak akan terlalu menguntungkan secara ekonomis. Juga mungkin ia berhasil secara ekonomis, tetapi tidak akan menguntungkan secara politik.

Lembaga negara telah memegang peranan penting dan utama dalam kemajuan sekarang. Jelas bahwa untuk menjadi berhasil di dalam semua bidang kehidupan, tidak ada jaminan pasti dalam era modern berkembang ini. Sebab hampir semua kebutuhan telah disingkirkan. Hanya ada kebutuhan-kebutuhan individu. Jadi masyarakat modernitas berkembang kini lebih didorong oleh kebutuhan-kebutuhan individu, bukan keluarga atau lembaga atau masyarakatnya.

Era kini, politik kesejahteraan adalah politik peluang hidup. Tidak semua bisa maju dalam era itu. Era modernitas berkembang ini penuh dengan era penyempurnaan refleksivitasi. Era bahasa semakin abstrak. Lembaga-lembaga negara malahan mengelola bahasa yang abstrak. Science dan ilmu sosial harus berkerja sama. Jika science bertentangan dengan ilmu sosial menghasilkan ketidaktertarikan masyarakat.

Semakin ilmu berkembang, keadaan masyarakat modern semakin tidak menentu. Kebutuhan individu yang terutama ialah kebutuhan terhadap pengakuan identitas diri serta pengakuan terhadap citra diri yang positif.

Bersaing tinggi merebut citra individu tercermin dalam minimnya pelatihan bagi individu. Hal itu berhubungan dengan politik peluang hidup. Tidak ada mekanisme pasti bagi perubahan sosial. Era now, tidak ada lagi motor universal sejarah. Sebab sudah terjadi pemisahan antara politik dan ekonomi. Era now adalah era tak menentu dan era abstrak. 

Era now adalah era lembaga-lembaga negara makin kuat dalam keabstrakkannya. Lembaga-lembaga makin abstrak. Kodrat semakin ditinggalkan. Hal ini terbukti dengan adanya 2 Cawapres RI pada 2 periode berturut-turut yang sudah berumur di atas 70 tahun. Jalan abstrak adalah jalan lembaga. Lembaga-lembaga lebih banyak meninggalkan kodrat. Zaman modern yang berkembang ini adalah zaman yang tak menentu.

Sumber:

1.Al Hakim, Suparlan, dkk (2016), Hubungan Warga dengan Negara dalam Pendidikan Kewarganegaraan, hal.124-142 (Malang: Madani, 2016)

2.Priyono, B. Herry, (1999), Anthony Giddens dan Teori Strukturasi. BASIS, Nomor 09-10. Tahun ke-48, Bulan September-Oktober 1999

3.Mengkaka, Blasius, Anthony Giddens dan Modernitas (UC News, 23/10/2017), diakses pada 12/02/2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun