Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Lord Giddens, tentang Memahami Terorisme

13 Mei 2018   14:15 Diperbarui: 15 Mei 2018   03:58 1749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Pada tahun 2007, serangkaian serangan teroris terhadap bandara dan pesawat terbang digagalkan di Jerman, juga digagalkan di bandara Glasgow-Inggris. Para petugas Polisi di Inggris mengatakan bahwa mereka telah mencegah beberapa pilot lain untuk membajak dan menurunkan pesawat terbang. Sebagian besar perdebatan tentang episode Jerman berpusat pada fakta bahwa, seperti di Inggris, tersangka teroris "rumahan" telah terlibat. 

Tapi kita perlu mengajukan pertanyaan yang berbeda dan lebih umum: Mengapa teroris begitu sering menargetkan bandara, tempat-tempat berkumpulnya banyak orang, seperti tempat ibadah dan para pelancong udara?

Toh banyak target lain bisa menyebabkan kerusakan setara atau lebih besar dalam hal kehilangan nyawa. Bandara, terminal, tempat ibadah dan pesawat tahun ini mungkin merupakan lingkungan yang paling banyak dilindungi sekaligus menjadi target teroris. 

Teroris menargetkan tempat-tempat yang paling ramai dan karena itu banyak dilindungi seperti stadion olahraga, pusat perbelanjaan yang padat, festival pop, tempat-tempat ibadah, kapal pesiar dan lalu lintas dalam terowongan. Kita belajar dari dua tindakan paling merusak dari kaum teroris jihad yang telah terjadi di Eropa sejauh ini, yakni di Spanyol dan Inggris, telah benar-benar melibatkan fasilitas perkeretaapian.

Terdapat beberapa alasan strategis yang jelas mengapa sebuah kelompok teroris masih dapat memutuskan untuk menargetkan bandara, tempat ibadah, pesawat terbang dan penumpang mereka. Ancaman teroris secara realistis mengganggu komponen peribadatan dan industri penerbangan. Hal itu setidaknya menyebabkan ketidaknyamanan bagi sejumlah besar orang. Individu yang ingin terbang bisa membatalkan perjalanan mereka tanpa batas waktu. Sebuah serangan di mana beberapa pesawat diturunkan bersamaan - seperti yang direncanakan oleh jaringan teroris di Inggris tahun 2006 yang lalu - merusak efek ekonomi yang meluas jauh melampaui industri langsung itu sendiri.

Perasaan saya adalah bahwa ada lebih banyak faktor yang terlibat. Kita melihat di sini bahwa sebagian besar kekerasan teroris bersifat simbolis. Kekerasan simbolis terorisme bertujuan untuk mengubah sesuatu melalui pengaruh opini publik, menakut-nakuti orang dan menunjukkan kerentanan mereka. 

Di Inggris, terorisme tradisional kaum nasionalis IRA dan nasionalis Basque bersifat lokal, dan berkaitan dengan tujuan tertentu, bergulir di sekitar faktor kebangsaan. Kita melihat juga di sini bahwa unsur simbolis dalam kekerasan jihad lebih dominan daripada terorisme gaya lama, karena tujuannya meluas atau tidak terbatas serta jauh lebih jernih. Dan dalam simbolisme inilah kita menemukan bahwa sebagian besar terorisme menargetkan tempat ibadah, bandara dan pesawat terbang.

Mistisisme Teroris

Salah satu faktor yang tak diragukan lagi adalah hal-hal mistik yang telah dibangun di seputar kejadian terutama saat peristiwa 11 September 2001. Karena peristiwa 11 September 2001 telah mengakibatkan hilangnya nyawa dalam skala besar. Hal ini mengakibatkan signifikansi simbolis peristiwa 11 September 2001 tidak selalu dihargai. Dalam pertistiwa 11 September 2001 yang lalu, serangan terorisme tersebut ditujukan pada tiga simbol utama kekuatan global Amerika: Wall Street, Pentagon dan Gedung Putih atau gedung Capitol.

Peristiwa 11 September 2001 telah dibentangkan pada berbagai film dan siaran berbagai Televisi. Beberapa penonton berkonsentrasi pada korban. Beberapa penonton berkonsentrasi pada pilot tersebut. Ketika serangan terjadi, banyak yang tidak bisa mempercayai kenyataan mereka, karena ada begitu banyak film bencana yang menampilkan skenario serupa. Ini adalah cara media global: ratusan juta orang menyaksikan pesawat tersebut menabrak menara kedua secara real time. Hanya ada sedikit orang di dunia yang tidak melihat gambar penghancuran menara kembar tersebut selanjutnya. Tidak ada yang kebal dari gambar-gambar ini atau daya tarik dramatis mereka, walaupun tentu saja orang bisa menarik implikasi yang cukup berlawanan dan kompleks dari mereka.

Kaum Jihadis Ambivalen Terhadap Modernitas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun