Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Krisis Air Bersih, Pemerintah Belu Sedot dan Suling Air Sungai Talau

26 September 2017   20:56 Diperbarui: 28 September 2017   06:51 1176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bupati Belu, Willbrodus Lay, SH memimpin langsung proses penggerukan lubang penampungan air sungai Talau untuk mendapatkan air bersih bagi warga kota Atambua (Foto:PDAM Belu)

Puncak musim kemarau kini telah tiba. Pemerintah Belu menghadapi krisis air bersih. Debit air sungai dan embung-embung di Belu semakin menipis. Embung-embung besar seperti Sirani dan Haikrit juga makin menipis debit airnya. Selain itu mandeknya pipa karena kebocoran menjadi kendala. Embung-embung besar di Belu memiliki jarak sekitar 3-5 km dari kota Atambua. Pemerintah Belu tidak hilang akal untuk menyusun strategi baru dalam mensuplay air bersih ke kota Atambua. 

Sejak awal September 2017 yang lalu, pemerintah Belu di NTT telah mengerahkan sejumlah alat beratnya untuk menggeruk lubang-lubang di Sungai Talau sebagai wadah penampungan air sungai. Sejumlah alat berat menggeruk beberapa lubang di tengah sungai Talau untuk menampung seluruh air sungai di dalam lubang penampungan. 

Debit air sungai Talau juga semakin menipis. Sekitar pertengahan Oktober 2017 akan mengering. Dalam gambar tampak air sungai Talau sebagian besar telah mengering. Hanya tampak batu-batu kering dan pasir saja. Pada lokasi yang sempit, air sungai masih mengalir namun debitnya hanya sedikit. Air sungai Talau tentu akan mengering beberapa saat lagi. Air sungai Talau merupakan penyuplay air utama untuk kolam renang Tirta Atambua dan salah satu penyuplay air untuk PDAM Belu.

Operator alat berat sedang menggeruk lubang bagi penampungan air dari Sungai Talau (Foto:PDAM Belu)
Operator alat berat sedang menggeruk lubang bagi penampungan air dari Sungai Talau (Foto:PDAM Belu)
Air sungai berwarna kecoklatan dan tampak kotor karena bercampur lumpur. "Air di dalam lubang penampungan itu tampak kotor karena baru gali. Nanti air kotor itu akan disedot kotorannya. Setelah itu ditambah tawas dan kaporit. Sehingga air kotor ini menjadi bersih dan bebas penyakit untuk siap dikonsumsi warga", tegas Yunius Koi Asa, Direktur PDAM Belu melalui Facebook PDAM Belu.

Dalam foto-foto yang dipublikasikan oleh Yunius Koi Asa selaku Direktur PDAM Belu di Grup Facebook PDAM Belu, Bupati Kabupaten Belu, Willbrodus Lay, SH tampak memimpin langsung proses penggerukan lubang untuk tempat penampungan sementara air sungai. Beberapa lubang penampungan air sungai tampak sedang digeruk oleh alat berat milik Bupati Belu sekaligus pengusaha besar Belu tersebut. Nanti air sungai yang kotor itu disuling dan diberi tawas serta kaporit sebelum dialirkan ke para pelanggan PDAM Belu. Kota Atambua kini sedang mendapatkan masalah terkait penyediaan air untuk kebutuhan MCK.

Direktur PDAM Belu, Yun Koi Asa mengawasi operator alat berat yang sedang bekerja (Foto:PDAM Belu)
Direktur PDAM Belu, Yun Koi Asa mengawasi operator alat berat yang sedang bekerja (Foto:PDAM Belu)
Sebagai seorang Bupati dan pengusaha, Wilibrodus Lay, SH memiliki sejumlah alat berat untuk proyek-proyek pembangunan jalan raya dan jembatan serta perumahan pemerintah di Kabupaten Belu dan sekitarnya bahkan hingga ke Timor Leste. Dengan lubang-lubang hasil kerja alat-alat beratnya, air sungai Talau bisa ditampung ke dalam lubang-lubang penyimpanan di sungai Talau sebagai sumber penyedia air bagi kebutuhan warga kota Atambua dan sekitarnya. 

Kondisi ini tidak bertahan lama. Saat ini air air sungai mulai mengering. Tentu beberapa saat lagi, air sungai Talau akan mengering sama sekali. Kota Atambua dan sekitarnya terus mengalami krisis air bersih pada puncak musim kemarau ini. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun