Mohon tunggu...
Narita Dinata
Narita Dinata Mohon Tunggu... -

Perempuan...yg mencari arti hidup.melewati hidup,dan mengisi kehidupan...

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Hyperaktif, Menatapmu..Menatap Isi Hatimu....

22 Mei 2011   04:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:22 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Subhanallah……saya terpaku berdiri di depan panggung tempat anak saya mengikuti ajang competisi Baby dance di sebuah mall di wilayah tempat tinggal kami. Saat itu anakku berdiri di atas panggung,memegang mic, mengeluarkan suaranya,layaknya sedang bernyanyi. Ketika saya minta dia untuk melepaskan mic dan mulai menari, dia menatap wajah saya, mendengarkan instruksi dan maenggerakkan badannya .diapun mulai menari……

Yah…akhirnya dia bisa merspon apa yg saya minta dia lakukan.saya hanya bisa tersenyum melihat tingkahnya di atas panggung yang tidak merasa takut atau canggung sama sekali, usianya 1,5 tahun,mungkin banyak anak2 seusianya akan demam panggung. Tapi alhamdulilah dia berani meskipun belum saatnya behasil menjadi juara.

Keikut sertaannya dalam comptisi baby dance tersebut bukan niat untuk meraih juara semata, atau sok gaya2an pamer kehebatan anak, tapi jauh di dalam lubuk hati saya yang paling dalam, saya hanya ingin melihat sejauh mana anak saya bisa bersosialisasi dengan perkumpulan anak2 yang hampir sebaya dengan usia anak saya, juga melihat respon yang dia tunjukan pada saya sebagai ibunya ketika saya minta ia menari di depan orang banyak.

Semua itu karena saya dalam kegalauan……Sebelumnya saya memiliki anak perempuan ( Aira putri nur wahyu, 5 thn ). Sejauh dan selama saya merawatnya,putriku adalah orang yang tidak banyak tingkah,dan lumayan cepat mengerti ketika saya ajak bermain dan belajar,frekuensi pertumbuhannya sesuai dengan standar yang dokter berikan.kapan tumbuh gigi,kapan bisa bejalan,dan kapan bisa berbicara. Tapi tidak dengan anak lelakiku (Aria wildan nur wahyu )

Banyak masukan yang diberikan orang2 yang lebih banyak pengalaman tentang merawat anak.mereka bilang bahwa mengurus anak perempuan memang berbeda dengan laki2. Anak laki2 mereka bilang lebih ‘aktif’ ketimbang perempuan.

Mungkin itu yang membuat saya galau…kata ‘ aktif ‘ tadi itu. Apakah anak saya memang wajar bertingkah aktif karena ia adalah seorang laki2,atau ada kata2 lain lagi untuk mempresentasikan polah tingkah anak saya? Karena beberapa orang tanpa mereka sadar menyebut anak saya‘ hyper aktif ‘ yang sejauh saya tahu anak hyper aktif memiliki beberapa polah tingkah di luar kebiasaan anak2 sebayanya dalam kesehariannya.

Banyak pertanyaan yg saya ajukan pada teman2 dan orang tua,bahkan saya sering menyelipkan beberapa pertanyaan saat konsultasipada dokter, tapi tetap saja rasanya masih gamang, meskipun pada akhirnya mereka bilang hal itu tidak apa2 dan wajar untuk anak laki2. Akhirnya saya mencari –cari informasi di internet tentang ‘hyper aktif’itu, meskipun dalam hati bertanya untuk apa? Karena hati saya masih keukeuh bahwa anak lelaki saya itu hanya seorang bocah yang aktif saja, bukan anak hyperaktif.

CIRI-CIRI ANAK HYPERAKTIF ATAU PENDERITA ADHD ( Attention Deficit and Hyperactivity disorder )

Menurut buku ‘ anak hiperaktif ‘ ( Zafiera,Ferdinand.2007 jogjakarta,katahati.) sebagai berikut :

·Menentang

Anak dengan gangguan hiperaktif umumnya memiliki sifat penentang / pembangkang atau tidak mau dinasihati. Misalnya penderita akan marah bila dilarang berlari kesana kemari,naik turun tak berhenti, dan penolakannya biasa ditujukan dengan sikap cuek.

·Tidak Fokus

Anak dengan gangguan hiperaktif tidak bisa konsentrasilebih dari 5 menit. Tidak memiliki focus yang jelas dan melakukan sesuatu tanpa tujuan,cenderung tidak mampu melakukan sosialisasi dengan baik.

·Sulit untuk dikendalikan

Anak hiperaktif memang selalu bergerak,nakal. Keinginannya harus segera dipenuhi,tidak bisa diam dalam waktu lama dan mudah teralihkan.

·Impulsif

Melakukan sesuatu tiba2 tanpa difikir terlebih dahulu,selalu ingin meraih dan memegang apapun yang ada di hadapannya.

·Destruktif

Merusak mainan yang dimainkannya dan cenderung menghancurkan sangat besar

Point2 diatas hanyalah sebagian opini atau hasil penelitian yang saya baca lewat internet,dari sekian banyak yang menempel di kepala saya akhirnyasaya bisa bernafas dengan lega.

Hey…boy, kamu bias menyebut nama ‘mama’ kan ? kamu juga masih bias diam duduk di tempat dudukmu….!Mungkin itu jawaban untuk ayahnya yang ketakutan kalau anak lelakinya tidak bisa ngomong.

Ternyata anak saya tidak separah yangsaya bayangkan sebelumnya. Dia bisa merespon apa yang kita minta ia lakukan, dia masih punya rasa sabar untuk diminta antri menunggu giliran untuk dibuatkan minuman, dia juga bisa merespon apa yang kita suruh lakukan, misalnya duduk, kemari, atau bercanda dengan kakanya….

Salah satu saudara saya bilang, mungkin saya kelewat kaget…setelah mengurus anak perempuan yang penurut dan pendiam, mendapatkan anak seorang laki2 yang memiliki sifat senang bermain dan berexploitasi, mengingat cepatnya dia bisa berjalan dalam waktu 10 bln.kalau soal belum bisa lancar bicara…saudara saya menyebutkan seabreg nama2 orang yangpernah mengalami hal serupa yang pada akhirnya normal dengan sendirinya. Dia bilang ‘laki-laki memang banyak yang begitu’

Hmmm……teringat lagi polah tingkahnya saat mengikuti ajang competisi itu…

Sosialisasinya dengan teman2sebayanya keren.tidak memukul,tidak merebut,yang ada menyedot perhatian ibu2 disekitarnya.mereka bilang ‘lucu’

dia..anak laki-lakiku itu…hanya anak kecil yang simple.ikuti saja permainannya, dia belajar dengan sendirinya.

saya mungkin hanya bisa berdoa….semoga dia selalu baik2 saja.

Finaly….untuk konsultasiatau therapy masih dalam pertimbangan.masih menunggu sejauh mana dia bisa belajar dengan saya sebagai ibu sekaligus gurunya……berharap keajaiban datang dan kami tidak membutuhkan hal itu lagi, I wish…

Come on Boy...U can do it!

Ibu,

sumber: internet

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun