Mohon tunggu...
Agung Setiawan
Agung Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Pengurus Yayasan Mahakarya Bumi Nusantara

Pribadi yang ingin memaknai hidup dan membagikannya. Bersama Yayasan MBN memberi edukasi penulisan dan wawasan kebangsaan. "To love another person, is to see the face of God." http://fransalchemist.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sesungguhnya, Sejak Awal Salib Memang Sudah Hina

18 Agustus 2019   15:03 Diperbarui: 25 Juni 2021   08:17 16617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesungguhnya, Sejak Awal Salib Memang Sudah Hina | Dok. Tribunnews

Jagat media sosial dihebohkan oleh ceramah Ustadz Abdul Somad (UAS) yang menyinggung umat kristen, baik Protestan maupun Katolik. Salib yang begitu dihormati oleh umat kristen menjadi bahan olok-oloknya, bahkan dianggap tempat bersemayamnya jin kafir.

Awalnya saya tidak tahu tentang kisah viral ini. Pada 17 Agustus 2019, saya mengecek Instagram. Di laman Ustadz Permadi Arya alias Abu Janda, saya membaca "Saya cuma ingin angkat topi salut buat kalian umat Nasrani. Dirgahayu Indonesia ke-74." Di postingan selanjutya ia mengatakan, "Wahai umat Kristiani, maafkan saudara kami yg belum memahami hakikat agama, masih meyakini Tuhan Maha Melaknat, Tuhan Maha Membenci, Tuhan Maha Memerangi. Akibat belum memahami hakikat tertinggi agama.. yakni: Puncak Agama adalah Cinta. Tuhan Maha Mencintai, Tuhan Maha Asyik, Tuhan Maha Santuy. Dirgahayu Indonesia ke-74."

Kontan saya bertanya, "Emang ada apa sih?" Barulah saya tahu, postingan Permadi terkait dengan pelecehan UAS terhadap salib yang mendapat tempat istimewa dalam kehidupan kristiani. Mau tidak mau, saya mencari video yang menampilkan ceramah UAS itu.

Baca juga: Tak Ada Kayu yang Lebih Baik bagi Yesus untuk Mengobarkan Api Cinta-Nya, Selain Kayu Salib

Sejujurnya, saya marah saat mendengar pernyataan-pernyataan UAS. Namun hanya sesaat, selebihnya saya merasa kasihan. Hari gini masih ada orang yang berpikiran sempit, menganggap diri paling benar dan merendahkan pihak lain, serta mengikat pengikutnya dengan menyebar kebencian.

Saya lega bahwa ada banyak pihak yang memberi dukungan pada umat kristen. Salah satunya adalah Permadi. Dari beberapa netizen yang mengomentari postingan Permadi, saya semakin sadar bahwa UAS hanya kerikil dalam perjuangan memerdekan Indonesia dari perilaku SARA. Bahkan tidak sedikit yang menunjukkan kekagumannya pada kami umat kristen yang bisa sabar, tidak tertarik untuk "ribut", bahkan mampu menjadikan peristiwa ini untuk memperdalam iman.

Menurut saya, umat kristen bisa bersikap demikian pertama-tama karena keteladan Tuhan Yesus sendiri. Ia begitu konsisten memperkenalkan dan mempraktikkan keutaman cinta kasih sampai pada titik penghabisan. CintaNya pada manusia membawa dia mati tragis di kayu salib. PesanNya pada kami para pengikutnya adalah meneruskan ajaran dan praktik hidup mengasihi Tuhan dan sesama. Cinta kita pada Tuhan harus sejalan dengan perilaku penuh kasih pada sesama.

Orang pertama dan utama yang menjalankan perintah Yesus ini tidak lain adalah Bunda Maria, ibuNya. Maria adalah anggota Gereja yang pertama, yang hidup mendengarkan dan melaksanakan firman Tuhan dengan sempurna, sehingga rencana Tuhan dapat terlaksana. Oleh ketaatan dan persetujuan Maria-lah, Allah dapat mengutus Kristus PuteraNya ke dunia. 

Cinta Bunda Maria pada Yesus sangat besar. Ia menerima Yesus dari awal walau ia tahu ada banyak risiko yang dihadapinya. Ketaantannya pada perintah Tuhan, membuatnya harus menerima bahwa dirinya mengandung Yesus tanpa suami dan tidak dari hubungan badan. Walau hatinya bingung dan penuh keraguan, toh Maria menerimanya dengan penuh iklas.

Baca juga: Yesus Kristus: Di Kayu Salib Memikul Aib Seluruh Umat Manusia, Menuju Terwujudnya Dunia Berkeadaban

Yesus lahir dan besar dengan penuh kasih sayang dari Maria dan Yosef. Ia dijaga dan dididik dengan baik. Itulah mengapa Maria dan suaminya begitu gusar saat Yesus hilang di tengah perjalanan pulang dari sensus penduduk. Mereka pun kembali ke Yerusalem demi Yesus, suatu perjalanan jauh yang tidak mudah. Ternyata Yesus yang saat itu berumur 12 tahun sedang berada di Bait Allah bersama para guru. Melihat orang tuanya cemas, Yesus malah berkata, "Mengapa kamu mencari Aku?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun